HIngga awal abad ke-19, mumi-mumi yang ditemukan tidak menjadi temuan mewah seperti sekarang ini. Ketika seseorang menemukan mumi, bukannya diteliti kemudian disimpan di museum, mumi itu akan dibuka dari bungkusnya dan bagian-bagian badannya akan digunakan untuk berbagai macam keperluan, misalnya sebagai obat. Bungkusnya dipakai sebagai alas untuk melukis.
Seringkali penggerogotan badan mumi itu dilakukan, sehingga ketika tradisi itu berhenti, penemuan-penemuan mumi setelahnya yang ditampilkan ke publik begitu menghebohkan. Berikut adalah tiga penemuan mumi yang terkenal:
Mumi yang dinamakan ginger karena rambutnya yang merah ini merupakan mumi pertama yang ditemukan dan diabadikan di museum, tepatnya di British Museum pada tahun 1901. Mumi Ginger dikenal sebagai mumi tertua yang pernah ditemukan, berasal dari tahun 3.400 SM.
Seorang arkeologis Howard Carter menemukan tempat terkuburnya mumi yang dulunya adalah seorang faraoh Mesir terkenal, Hatshepsut, yang memimpin Mesir selama dua dekade. Tapi, apa yang ditemukan Carter di peti mumi bernamakan Hatshepsut di Egypt’s Valley of The King di tahun 1902 itu hanyalah ruang kosong, dengan satu potongan gigi molar yang tersisa. Sementara itu, di wilayah kuburan lain yang dinamakan KV60, Carter menemukan dua peti sekaligus: diketahui dari prasasti di atasnya, satu peti itu berisikan mumi perawat sang Ratu, sementara satu peti lainnya diduga adalah mumi sang Ratu sendiri, dilihat dari kecocokan potongan gigi yang sebelumnya ditemukan Carter di kuburan Hatsheput yang pertama.
20 tahun setelah penemuan kuburan farao Mesir Hatsheput, Howard Carter kembali menemukan kuburan mumi lain, kali ini adalah Farao muda Tutankhamen atau yang lebih dikenal sebagai King Tut. Meski umurnya masih sembilan tahun, farao kecil itu memimpin Mesir selama sepuluh tahun (1333-1324 SM). Peti mumi King Tut saat itu masih berlimpahkan harta kekayaannya semasa hidup, padahal saat itu kerap terjadi pencurian emas dan artefak berharga lainnya dari peti-peti mumi. Tak lama setelah menemukan peti mumi King Tut, Howard Carter tewas akibat terinfeksi gigitan nyamuk dari peti sang farao. Hal itu menguatkan mitos bahwa sang raja muda menyimpakan kutukan kepada siapa saja yang berani mengulik makamnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR