Untuk mencegah serangan, Lutz meluaskan perlindungan Swiss pada 76 bangunan. Salah satu diantaranya adalah pusat perbelanjaan Glass House, yang menjadi pengungsian 3000 yahudi dan markas zionis.
Kekacauan terjadi di Hongaria ketika 440 ribu yahudi dikirim ke kamp Auschwitz dalam waktu dua bulan. Yahudi lain ditembak dan dibuang ke Danube. Dalam satu waktu, Lutz pernah melompat ke sungai untuk menyelamatkan wanita yang berdarah.
Beruntung, orang-orang yahudi yang memiliki dokumen dari Lutz tidak menjadi target Nazi.
“Orang-orang Jerman sangat menyukai kedisiplinan dan aturan. Jadi, ketika komandan Nazi melihat dokumen tersebut, mereka menerima yahudi,” kata Eric Saul, pendiri dan direktur eksekutif Visas for Life: The Righteous and Honorable Diplomats Project.
Meski mendapat banyak halangan dari Nazi, Lutz tetap berjuang menyelamatkan yahudi. “Bagi orang-orang ini, pengesahan surat dari saya adalah secercah harapan terakhir. Kami telah melihat bagaimana mereka dicambuk dengan tali anjing, tergeletak di tanah dan lumpur dengan wajah berdarah…..Setiap menemani orang-orang yahudi ke kamp konsentrasi, saya mencoba menunjukkan kepada mereka bahwa masih ada harapan hidup,” kenang Lutz bertahun-tahun kemudian.
Baca juga: Anthony Fokker, Pembuat Pesawat Andalan PD I yang Lahir di Blitar
Di akhir Perang Dunia II, 565 ribu yahudi Hongaria telah dibunuh. Namun, berkat usaha Lutz dan anggota zionis, 62 ribu yahudi – setengah dari total populasinya di Budapest – berhasil diselamatkan.
“Hukum kehidupan lebih kuat dari yang dibuat manusia….Ayah saya selalu merasa waktunya di Budapest dan menyelamatkan orang yahudi tidak bersalah sebagai bagian penting dalam hidupnya,” cerita Agnes Hirschi, anak tiri Lutz.
Ketika kembali ke Swiss, aksi Lutz tidak dihargai sama sekali. Pemerintah malah mengkritiknya karena Lutz dianggap menyalahgunakan otoritas diplomatik. Mereka juga menginvestigasi kegiatan Lutz selama perang dan menghalangi kemajuan kariernya. Namun, pada akhirnya, reputasi baik Lutz berhasil dikembalikan.