Perubahan-perubahan Dramatis di Masa Kepemimpinan Ratu Elizabeth II

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 26 Juli 2018 | 17:49 WIB
Ratu Elizabeth II, dulu dan sekarang. (Donald McKague/Michael Ochs Archives & Lichfield/Getty Images)

Sekarang: Negara persemakmuran yang lebih kecil

Saat masa kejayaannya, diperkirakan satu dari empat orang di dunia pasti merupakan bagian Inggris. Ketika Elizabeth memulai kepemimpinannya, Britania memiliki lebih dari 70 wilayah kekuasaan di negara lain.

Meski begitu, keadaannya sangat krisis. Pemerintah menyadari bahwa wewenang lebih besar yang diberikan ke wilayah jajahan agar mereka bisa bertahan hidup, justru menyebabkan pemberontakan.

Pada 1960-an, Inggris menyerah. Mereka akhirnya menarik diri dari wilayah jajahan seperti Kenya dan Malaysia.

Kini, Elizabeth hanya ‘membawahi’ 16 negara yang tergabung dalam Commonwealth. “Negara persemakmuran saat ini sangat berbeda dengan masa lalu. Ini benar-benar konsep baru, dibangun dengan kualitas tinggi atas semangat persahabatan, loyalitas, kebebasan, dan perdamaian. Untuk konsep baru tentang kerja sama yang setara antarbangsa dan ras, saya akan memberikan hati dan jiwa saya setiap hari sepanjang hidup,” papar Ratu pada 1953.

Dulu: Jarang melakukan kontak

Sekarang: Berjalan di dekat rakyat

Ratu Elizabeth adalah pemimpin Inggris yang paling mudah ‘didekati’. Raja dan Ratu sebelumnya biasanya berdiam di dalam istana dan jarang melakukan kontak dengan orang lain.

Di awal kepemimpinannya, Elizabeth sangat dilindungi. Kita hanya bisa melihatnya sekilas dari jauh atau melalui televisi. Dalam setiap perjalanan diplomatiknya, Elizabeth hanya berinteraksi dengan orang-orang terkemuka.

Namun, semua itu berubah pada 1970, ketika Elizabeth berjalan di dekat kerumunan rakyat selama kunjungannya di Selandia Baru. Sejak saat itu, kebiasaan menyapa, bersalaman, dan berbincang sekilas dengan rakyat, menjadi tradisi kerajaan Inggris.

Ratu Elizabeth II saat menyapa rakyatnya. (Central Press/Hulton Archive & Chris Jackson/Getty Images)

Dulu: Menutupi skandal