Perubahan Ekstrem di Pabrik Nuklir Fukushima Setelah Meledak Pada 2011

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 7 Agustus 2018 | 13:09 WIB
Ingin memperbaiki citranya, pabrik nuklir Fukushima mengundang beberapa pengunjung ke sana. (Kimimasa Mayama/AFP)

Nationalgeographic.co.id - Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Fukushima bisa dikatakan sedang melakukan perubahan ekstrem. Mereka berusaha memperbaiki citranya setelah bencana mengerikan yang terjadi pada 2011 lalu.

Kini, di pabrik nuklir tersebut, terdapat gedung administrasi baru. Puing-puing bangunan telah ditutup dan dipindahkan. Petugas berwenang mengatakan bahwa tingkat radiasi di sana cukup aman.

“Anda bisa melihat bagaimana orang-orang bisa berjalan kaki hanya mengenakan seragam saja tanpa baju khusus. Sebelumnya, hal-hal tersebut dilarang,” kata salah satu petugas operator pabrik Tokyo Electric Power Company (TEPCO).

Baca juga: Dengan Teknologi Ini, Mayat Korban Pembunuhan Lebih Cepat Ditemukan

Merehabilitasi reputasi pabrik nuklir ini tampaknya pekerjaan yang cukup sulit. Pada 2011 lalu, gempa bumi dan tsunami yang membunuh ribuan orang, memicu kerusakan beberapa reaktor nuklir Fukushima. Ini menjadi bencana nuklir terburuk setelah Chernobyl. Dampak psikologis dan finansial di wilayah itu pun tak dapat dihindari.

Meskipun tidak ada korban jiwa akibat kecelakaan nuklir tersebut, namun paparan radiasinya diduga dapat menimbulkan kanker, meningkatkan angka keguguran, serta menyebabkan gangguan fisik dan mental pada bayi yang baru lahir.

Beberapa tahun berlalu, TEPCO secara bertahap mengubah citra pabrik nuklir yang erat kaitannya dengan bencana mengerikan. Mereka mulai membawa pengunjung ke sana – mulai dari anak-anak sekolah, diplomat, dan warga lainnya.

Pihak TEPCO mengatakan, pelindung khusus tidak lagi diperlukan di sebagian besar pabrik. Pelindung hanya digunakan di area kecil, di mana sekitar 3000-4000 pekerja yang terkontaminasi masih menempati wilayah tersebut.

Menurut Kenji Abe, juru bicara TEPCO, para pengujung cukup mengenakan ‘peralatan yang sangat ringan’. Yaitu, baju dan celana panjang, masker wajah, kacamata, sarung tangan, sepatu, serta kaus kaki yang dipakai di luar celana.

Sejak Mei lalu, pengunjung dapat bergerak di sekitar reaktor dengan berjalan kaki – tidak perlu naik kendaraan.

Di sana juga terdapat penghitung Geiger untuk mendeteksi radiasi.

Baca juga: Kematian Seseorang Dapat Tergambar dari Indera Penciuman, Benarkah?