Apakah Gempa Lombok Memengaruhi Aktivitas Gunung Api di Sekitarnya?

By National Geographic Indonesia, Rabu, 8 Agustus 2018 | 14:20 WIB
Gunung Rinjani (shandy airlangga/Getty Images/iStockphoto)

Dalam keadaan kritis, gas terlarut ataupun volume magma yang sangat banyak, sangat mudah dikeluarkan jika diberi pemantik, seperti halnya gempa bumi.

Baca juga: Harta Karun Berupa Perhiasan Emas Kuno Ditemukan di Gunung Kazakhstan

Kasus Gunung Fuji

Mari kita lihat contoh di belahan dunia lain, bagaimana gempa tektonik pernah tercatat menyebabkan sebuah gunung api meletus.

Gunung Fuji di Jepang, yang dikenal begitu indah karena puncaknya ditutupi salju dan dijadikan ikon masyarakat Jepang pernah menyimpan cerita kelam beberapa abad yang lalu, yang mungkin tidak banyak diketahui oleh orang awam.

Pada 28 Oktober 1707, sebuah gempa besar berkekuatan 8,6 skala richter menghajar pantai Jepang sepanjang Nakai Megathrust, barat daya Jepang. Ini adalah salah satu gempa terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Jepang yang memakan korban hingga lebih dari 5000 jiwa. Kekuatan gempa tersebut kekuatannya baru bisa dikalahkan oleh gempa Tohoku pada 2011.

Penelitian dari Christine Chesley dan kawan-kawan (2012) mencatat, bahwa gempa tektonik pada 20 Oktober 1707 telah menyebabkan magma di bawah Gunung Fuji, yang terletak pada kedalaman sekitar 20 km, tertekan dan bergerak naik menuju dapur magma yang lebih dangkal pada kedalaman sekitar 8 km.

Sayangnya tidak ada tempat yang cukup bagi kedua mamgma yang bersatu tersebut, maka kelebihan volume ini pun menyebabkan letusan Gunung Fuji dengan Volcanic Explosivity Index 5.

Ada yang menarik dari letusan saat itu. Letusan tersebut dicirikan oleh keluarnya material yang hanya terdiri dari abu vulkanik tanpa dibarengi keluarnya meterial pijar lava. Kondisi ini sebagai penanda bahwa telah terjadi perubahan tekanan dalam dapur magma Gunung Fuji yang terjadi dengan sangat tiba-tiba.

Berkaca pada kasus Gunung Fuji, maka letusan Gunung Agung di Bali pada 3 Juli 2018 pascagempa tektonik pun menyajikan fenomena letusan yang sama, lontaran material vulkanik berupa abu tanpa diikuti keluarnya aliran lava.

Gunung Fuji 1707 dan Gunung Agung 2018, berada dalam kondisi kritis sebelum gempa tektonik terjadi, maka baik letusan Gunung Fuji pada 1707 ataupun Agung pada 2018 adalah contoh kasus sebuah erupsi gunung api yang kritis bisa dipicu oleh gempa tektonik.

Bagaimana dengan Rinjani dan Tambora?