Orang Baik Rentan Depresi, Bagaimana Hal Ini Dapat Terjadi?

By Gregorius Bhisma Adinaya, Jumat, 10 Agustus 2018 | 11:41 WIB
Penelitian mengungkap bahwa orang baik cenderung mudah depresi. (Tharakorn/Getty Images/iStockphoto)

Berdasarkan penelitian ini, para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa orang yang masuk dalam kategori "baik" lebih rentan terhadap depresi. Hal ini terjadi karena mereka lebih cenderung mengalami empati, rasa bersalah, dan stres.

Kepekaan emosional ini juga dihubungkan pada daerah terdalam dan paling spontan di otak — tempat yang mudah memicu depresi.

Baca juga: Amati! Inilah Ciri-ciri Umum Predator Seksual di Sekitar Kita

Berbeda dengan penelitian ini, Mauricio Delgado, seorang neuroscientist di Rutgers University mengatakan bahwa ada banyak bagian otak lainnya yang terlibat dalam depresi, tidak hanya bagian yang diukur pada penelitian sebelumnya.

"Meskipun rata-rata mereka yang pro-sosial memiliki amigdala dan hippocampus yang sensitif, namun masih ada banyak daerah otak yang bereaksi tinggi yang terlibat dalam depresi, termasuk korteks prefrontal, daerah otak yang terkait dengan pengaturan perasaan spontan ini," ucapnya.

Dengan melatih proses otak tingkat tinggi (seperti korteks prefrontal) dengan terapi bicara, mereka yang masu di dalam kelompok pro-sosial dapat belajar bagaimana cara mengendalikan dan melawan emosi.

Semakin mampu mengendalikan korteks prefrontal, semakin kecil juga kemungkinan mereka untuk terjatuh dalam depresi.

Meski begitu, apapun hasil penelitian, janganlah takut untuk berbuat baik dan peduli terhadap sesama.