Makan Daging Kambing Sebabkan Darah Tinggi, Mitos atau Fakta?

By National Geographic Indonesia, Rabu, 22 Agustus 2018 | 09:00 WIB
Sate kambing (Bango/Kompas.com)

Nationalgeographic.co.id - Hari ini, masyarakat Indonesia memperingati hari Idul Adha. Salah satu kebiasaan yang tak boleh dilewatkan adalah menyantap daging kambing dan sapi bersama keluarga dan teman.

Meski begitu, ada kekhawatiran yang menghantui ketika mengonsumsi daging kambing. Yakni, naiknya tekanan darah. Benarkah hal tersebut?

Dilansir dari Kompas.com, Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Johanes Chandrawinata, SpGK, mengatakan, datangnya penyakit darah tinggi saat mengonsumsi daging kambing hanyalah mitos.

Bahkan, kata dia, mengunyah satu kilogram daging kambing pun tak akan mendatangkan darah tinggi.

"Kambing cukup sehat asal dagingnya saja, bukan dibarengi dengan jeroan, babat, otak, dan usus,” kata Johanes.

Baca juga: Berat Badan Pria Turun Lebih Cepat Dibanding Wanita, Apa Alasannya?

Ia menambahkan, daging kambing memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan daging sapi karena kandungan lemak dan kolesterolnya yang lebih rendah.

Dalam takaran 100 gram, lemak daging kambing hanya 3,03 gram, sedangkan daging sapi 7,72 gram. Kolesterol daging kambing juga sedikit lebih rendah, yakni 75 miligram, dan kolesterol sapi 80 miligram.

Selain itu, untuk zat besi, daging kambing juga lebih banyak dengan 3,73 gram, sedangkan daging sapi hanya 2,24 miligram. Kemudian, seng (zinc) pada daging kambing sebesar 5,27 miligram dan sapi 4,61 miligram.

Akan tetapi, cara masak yang tepat juga perlu diketahui agar mendapatkan manfaat gizinya.

Baca juga: Tumpukan Lemak di Perut dan Risiko Mematikan di Baliknya

Bagi pencinta sate kambing, Johanes menyarankan agar tidak memanggangnya hingga gosong. Saat proses pemanggangan, protein pada daging kambing yang terkena panas tinggi bisa berubah menjadi zat karsinogen.