“Pertukaran informasi dan interaksi melalui ritual bersama mungkin telah membantu para penggembala menavigasi lanskap fisik yang berubah dengan cepat,” tambahnya.
Sementara itu, Elisabeth Hildebrand, peneliti dari Stony Brook University, mengatakan bahwa penemuan ini membuat mereka mempertimbangkan kembali definisi kompleksitas sosial. “Motif seperti itu ternyata bisa memimpin sekelompok orang untuk menciptakan arsitektur publik,” pungkasnya.
Penemuan ini dipublikasikan pada Proceedings of the National Academy of Sciences.