Kisah Orang-orang Spanyol yang Memilih Tinggal di Dalam Gua Purba

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 27 Agustus 2018 | 13:56 WIB
Para penduduk memilih tinggal di gua demi menghormati budayanya. (Tamara Merino)

Nationalgeographic.co.id - Gua telah menyediakan perlindungan bagi manusia selama ini. Di Spanyol Selatan khususnya, formasi batuan tersebut menyediakan suaka bagi warga dari badai dan hewan predator. Ia juga menyediakan perlindungan dari persekusi agama dan ras.

Saat ini, struktur gua menjadi rumah bagi komunitas unik yang menghindari kehidupan modern dan mencari ketenangan di gunung.

Baca juga: Kamera Drone Berhasil Ungkap Keberadaan Suku Terasing di Amazon

Tamara Merino, fotografer asal Cile yang telah memotret para penghuni gua di seluruh dunia, mengatakan, sejarah dan hubungan antara lanskap dan penduduknya ini lah yang membuatnya tertarik mendokumentasikan mereka.

“Saya selalu terpesona oleh cara manusia berhubungan dengan lingkungannya, serta bagaimana hal itu memengaruhi kehidupan mereka,” kata Merino.

Dalam salah satu proyeknya, Merino menghabiskan waktu dua minggu di wilayah Andalusia, Spanyol, untuk mendokumentasikan kisah penduduk yang hidup di dalam gua.

“Hal yang paling penting adalah tidak memiliki prasangka apa pun,” ujarnya.

“Saya senang duduk bersama dan mendengarkan cerita mereka. Saya pun berbagi kisah hidup juga,” imbuh Merino.

Rumah-rumah di dalam gua. (Tamara Merino)

Gua ini terletak di Sacromonte, Granada, yang luas, di mana terdapat perpaduan budaya dan etnis. Wilayah yang lebih terisolasi di atas gunung, ditempati oleh penghuni ilegal – kebanyakan merupakan imigran yang tidak terdaftar.

Sementara itu, area di bagian bawah, merupakan rumah bagi penduduk resmi yang tertarik ke dalam gua karena faktor lingkungan dan budaya.

Sacromonte merupakan tempat kelahiran flamenco, sebuah tarian yang diciptakan oleh bangsa gitano di Spanyol. Banyak anggota komunitas tersebut, seperti Henrique Amaya, bertahan hidup di dalam gua demi menghormati budaya mereka.

“Saya lahir di dalam gua bersama dengan hewan-hewan,” kaya Amaya, yang keluarganya telah tinggal di gua Sacromonte selama enam generasi.

(Tamara Merino)

(Tamara Merino)

Leluhurnya merupakan penggagas flamenco Zambra, pertama kali ditampilkan di gua lebih dari 500 tahun lalu.

Amaya mulai menari saat ia berusia tiga tahun. Baginya, menampilkan flamenco dan membaca puisi gitano di gua dapat menciptakan hubungan yang kuat dengan nenek moyangnya.

“Rasanya sangat murni dan segar. Seperti mendapat siraman air terjun pada jam 4 pagi atau menenggelamkan kepala saya ke air,” jelas Amaya.

Baca juga: Tradisi Unik Orang Tulehu di Maluku Dalam Merayakan Idul Adha

Seperti Amaya, Tocuato Lopex, juga merupakan penghuni gua dalam waktu yang lama. Keluarganya telah tinggal di sana selama empat generasi.

Menurut Lopez, gua telah menyediakan perlindungan dari suhu panas yang tak bisa ditangani. Namun, yang lebih penting, gua memberikan rasa kebersamaan yang mengakar.

Meskipun hidup dalam kemiskinan – Lopez dan saudara perempuannya harus berjalan kaki 2,5 mil ke kota sebelah untuk mengemis makanan – namun, ia memiliki rasa sayang yang tinggi kepada tempat tinggalnya.

“Saya sangat bangga karena masih tinggal di dalam gua. Saya berencana akan meninggal di sini juga,” pungkas ayah empat anak ini.