“Dia adalah orang paling fotogenik yang pernah saya ketahui. Para editor tidak bisa berpaling darinya,” kata Ian Down, managing editor di agensi foto SilverHub dan mantan editor foto Daily Mirror.
Tidak hanya Diana, kedua putranya, Pangeran William dan Harry pun juga mendapat sorotan yang sama. Jauh sebelum kematiannya, beberapa cara telah dilakukan Diana untuk melindungi buah hatinya dari sorotan pers yang intens.
Saat masih kecil, mantan suaminya, Pangeran Charles, juga selalu diikuti oleh media. Diana tidak ingin anak-anaknya mengalami intrusi serupa.
Masih dalam euloginya, Spencer mengatakan: “Diana ingin hari ini kita berjanji untuk melindungi kedua anak laki-laki yang dicintainya, William dan Harry, dari nasib yang sama. Kami tidak akan membiarkan mereka merasakan kesedihan yang membuat putus asa.”
Diana dan media
Ada rumor yang mengatakan bahwa perhatian media kepada Diana berlangsung dua arah. Banyak yang mengklaim Diana tidak hanya ‘memancing’ pers, tapi juga memanipulasi mereka.
Tina Brown, mantan editor Vanity Fair yang menulis buku kontroversial Diana Chronichles, menyatakan bahwa Diana sering memberi tahu pers tentang keberadaannya dan memelihara hubungan dekat dengan mereka.
“Diana tentu saja menginginkan privasi. Namun, di saat yang bersamaan, dia tidak tahan untuk memberikan gambar yang media inginkan. Salah satunya adalah ketika Diana sedang naik kapal bersama Dodi, seolah-olah ia mengatakan: ‘Potretlah saya ketika sedang berada di kapal ini’,” papar Brown.
Di sisi lain, ada masa di mana Diana merasa stres dan dipermalukan oleh tingkah paparazi yang selalu mengejarnya. Satu tahun sebelum kematiannya, Diana berteriak kepada salah satu paparazi: “Kamu membuat hidupku seperti di neraka!”.
Namun, mereka tidak menunjukkan simpati apa pun kepada Diana dan terus memotretnya.
Mengubah peraturan media