Kekayaan Budaya dan Wisata dari Tanah Blambangan, Banyuwangi

By National Geographic Indonesia, Kamis, 20 September 2018 | 09:00 WIB
Sanggar Genjah Arum yang terletak di Desa Wisata Kemiren, Banyuwangi. (Feri Latief)

Nationalgeographic.co.id - Selamat datang di wilayah dengan agenda festival wisata paling padat seantero Nusantara. Sejak beberapa tahun belakangan, Banyuwangi tercatat sebagai salah satu kabupaten dengan agenda kegiatan kebudayaan yang paling banyak di pulau Jawa.

Sepanjang tahun, Banyuwangi selalu mempunyai agenda acara yang diandalkan. Ini salah satu bukti keberagaman yang membentuk Banyuwangi, baik secara sosial, maupun secara historis.

Upacara Endog-endogan, adalah salah satu bentuk kebudayaan setempat yang dilaksanakan untuk memperingati hari besar Nabi Muhammad SAW. Biasanya produk budaya ini dilakukan pada pagi hari, dengan dimulai dari depan kantor Pemerintah Daerah dan berakhir di Masjid Agung.

Baca Juga : Harus Menahan Sakit, Inilah Tradisi Kerik Gigi Bagi Wanita Mentawai

Upacara Endog-endogan di Banyuwangi. (Kompas.com/Ira Rachmawati)

Dalam upacara ini, ribuan telur diletakkan di atas jodang dengan berbagai bentuk, seperti miniatur masjid, perahu, binatang, dan sebagainya. Jodang adalah bentuk hiasan yang terbuat dari batang pisang.

Batang pisang terkecil, memuat 33 butir telur dan yang paling besar sebanyak 99 butir telur. Jodang terbesar diletakkan di depan kantor Pemda, sebagai penanda. Jodang utama selaras dengan angka tasbih, tahlil, dan tahmid. Para peserta yang terlibat pun menggunakan pakaian muslim.

Peserta karnaval di Banyuwangi. (banyuwangitourism.com)

Pada pertengahan tahun, biasanya diadakan sebuah ritual yang bernama Pagerwesi. Pagerwesi yang bisa diartikan sebagai ritual “pagar besi”. Pengabdian kepada Sang Hyang Pramesti Guru, yang dianggap sebagai raja dari alam semesta, di tengah keberadaaan masyarakat Hindu yang selalu berdoa melawan putus asa dan rintangan-rintangan hidup.

Lain lagi dari Endog-endogan yang bernapaskan Islam dan Cap Go Meh yang berlandaskan kebudayaan Tionghoa. Pada pertengahan tahun, biasanya diadakan sebuah ritual yang bernama Pagerwesi.