Remaja Indonesia Ditemukan Selamat Setelah Terapung Selama 49 Hari

By Nesa Alicia, Selasa, 25 September 2018 | 12:24 WIB
Aldi saat berada ditengah laut (KJRI Osaka)

Nationalgeographic.co.id - Aldi Novel Adilang menangis bahagia ketika dirinya ditemukan dalam kondisi selamat setelah terapung di lautan selama 49 hari. 

Kala itu, Aldi sedang bekerja sebagai petugas penjaga lampu di rompong yang terletak di sekitar 125 km dari pesisir utara Manado pada 14 Juli. Rompong adalah alat pengumpul ikan yang berbentuk seperti pondok sederhana.

Aldi dikontrak oleh pemilik perangkap ikan untuk menyalakan lampu di sekitar rompong dengan generator listrik setiap malam untuk menarik ikan selama enam bulan. 

Setiap minggunya, pemilik akan mengirim seseorang untuk mengambil hasil ikan dalam perangkap dan memberi Aldi persediaan untuk satu minggu kedepan, yaitu makanan, gas untuk memasak, air bersih dan bahan bakar untuk generator.

Namun saat itu angin kencang membuat rakit Aldi terlepas akibat tali pengaman putus bergesekan dengan bantalan rakit temannya.

Baca Juga : Berjemur Sinar Matahari Ternyata Baik Untuk Kesehatan Jantung

Aldi mencoba mengikat kembali tali rakit pada ponton, tetapi arus yang deras menyebabkan rakit Aldi semakin menjauh.

Kapal penangkap ikan dari Pangkalan Dua berusaha untuk menunggu rakit Aldi. Tetapi setelah ditunggu-tunggu, rakit yang dibawa Aldi tidak melewati titik yang diperkirakan. 

Sejak saat itu Aldi harus bertahan hidup di tengah lautan. 

Ketika itu, persediaan yang ada hanya cukup untuk beberapa hari. Sehingga Aldi menangkap ikan agar tidak kelaparan. Untuk mencukupi kebutuhan air pun Aldi menggunakan air laut. 

"Setelah dia kehabisan gas memasak, ia membakar pagar kayu pada rompong untuk membuat api agar ia bisa memasak. Dia minum dengan menyesap air dari pakaiannya yang sudah basah oleh air laut, ”kata Mirza Nurhidayat, Konsul jenderal Indonesia di Osaka, melansir dari The Jakarta Post, Selasa (25/9/2018).

Aldi sempat berteriak minta tolong saat ada kapal melintas. Ia mengatakan lebih dari 10 kapal telah berlayar melewatinya, tetapi orang-orang yang berada diatas kapal mengabaikannya.