Nationalgeographic.co.id – Selama ini ilmuan berpendapat bahwa Aepyornis maximus adalah salah satu spesies burung gajah yang pernah hidup di Madagaskar merupakan burung terbesar yang pernah hidup di dunia.
Namun, dengan penemuan terbaru, rekor Aepyornis maximus ini nampaknya harus berpindah tangan. Ilmuan berhasil mengindentifikasi spesies burung gajah lain dengan ukuran yang jauh lebih besar.
Ilmuan menamakan temuan terbaru ini dengan nama "Vorombe Titan". Spesies ini memiliki postur badan yang sangat besar layaknya dinosaurus, dengan berat rerata 800 kg, atau sebanding dengan Europasaurus, sauropoda kecil, atau dinosaurus berleher panjang.
Baca Juga : Wabah Menari Massal, Menari Tanpa Henti Ini Membunuh Banyak Orang
Saat berdiri, spesies burung gajah yang hidup di Madagaskar 1000 tahun lalu mampu mencapai ketinggian 3 meter atau 20 cm lebih tinggi dari burung unta. Sama seperti burung besar lain, spesies ini juga tidak bisa terbang.
"Ini benar-benar mengejutkan. Saya pikir burung terbesar adalah Aepyornis maximus dan Vorombe titan hanyalah contoh yang lebih besar dari spesies yang sama," ucap James Hansford, peneliti dari Zoological Society of London Institute of Zoology dilansir dari Inverse, Rabu (25/09/2018).
Penemuan ini didasarkan pada hasil analisis ratusan tulang burung gajah yang disimpan dalam museum di seluruh dunia. Beberapa tulang sudah patah dan tidak utuh lagi, tetapi Hansford merancang program komputer untuk mengisi celah yang kosong tersebut.
Setelah memplotting ukuran tulang dalam program komputer, Hansford menemukan bahwa tulang-tulang tersebut tersebar kepada kelompok yang berbeda, seperti keluarga burung gajah (Aepyornithidae) yang dibagi dalam dua genus, yaitu Aepyornis dan Mullerornis.
"Setelah melihat lebih dekat, Vorombe Titan benar-benar berbeda. Baik itu dalam hal ukuran serta bentuk sehingga harus dibuat genus yang terpisah. Saya memilih nama Vorombe, yang berarti burung besar di Malagasi,” ucapnya.
Meski Vorombe merupakan burung yang sangat besar, pola makannya tidak berbeda dengan burung modern lainnya. Vorombe memakan tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, biji, dan dedaunan. Namun sesekali ia juga memakan serangga.
Baca Juga : Wisata Permakaman Bayi Kambira, Jenazah Bayi Yang Dikubur di Pohon
Itulah mengapa Vorombe serta burung gajah dari genus lainnya sangat berperan dalam menyebarkan tanaman melalui biji dari buah yang mereka buang.
Saat mereka punah, lingkungan sekitar Madagaskar juga menjadi ikut berubah. Tidak diragukan lagi, bahwa mereka memiliki dampak yang penting bagi penciptaan dan pemeliharaan lingkungan di Madagaskar kuno.
Hingga saat ini, tidak ada yang sepenuhnya yakin mengapa burung-burung raksasa ini punah pada 1000 hingga 1200 tahun yang lalu. Namun, Hansford sendiri pernah mengungkapkan jika otak dibalik kepunahan burung gajah ini adalah manusia.