Apakah Berpikir Bisa Membakar Kalori Lebih Banyak? Ini Penjelasan Ahli

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 1 Oktober 2018 | 10:58 WIB
Kegiatan kognitif yang berat membutuhkan lebih banyak glukosa dibanding berpikir biasa. (SIphotography/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Hampir setiap hari Anda menghabiskan waktu di kantor. Dan pekerjaan Anda melibatkan pemecahan masalah yang kompleks serta memaksa untuk berpikir kreatif. Apakah kekuatan ekstra yang dikeluarkan otak di tempat kerja tersebut bisa membantu membakar kalori Anda?

“Jawaban dasarnya adalah iya,” kata Ewan McNay, profesor psikologi dan ilmu perilaku dari University of Albany.

McNay mengatakan, otak – tidak seperti bagian tubuh lainnya – bekerja secara ekslusif pada glukosa. Diketahui bahwa kegiatan kognitif yang berat membutuhkan lebih banyak glukosa dibanding berpikir biasa.

Baca Juga : Menyembuhkan Flu dengan Menaruh Bawang Merah di Kaus Kaki, Efektifkah?

Selama tugas menghafal yang sulit misalnya, wilayah otak yang terlibat dalam pembentukan memori akan mulai mengonsumsi lebih banyak energi, sementara wilayah lainnya tidak menunjukkan peningkatan seperti itu.

“Faktanya, Anda akan membakar energi yang lebih banyak saat mengerjakan tugas kognitif yang sulit,” ungkap McNay.

Namun, ia menambahkan, dalam konteks pengeluaran energi keseluruhan, beda pembakaran kalori dari berpikir dengan tugas yang lainnya sangat kecil.

Jika Anda bukan atlet profesional, sebagian besar energi yang digunakan tubuh tidak banyak terkait dengan gerakan olahraga atau latihan fisik.  Sekitar 8-15% dari asupan makanan langsung menuju ke pencernaan, sementara porsi yang lebih banyak digunakan untuk memperkuat organ agar Anda tetap hidup dan berfungsi.

Menurut McNay, tidak ada organ tubuh yang menuntut lebih banyak energi dibanding otak.

“Sebagai konsumen energi, otak merupakan organ ‘paling mahal’ yang ada di tubuh kita,” kata dr. Marcus Raichle, profesor kedokteran di Washington University School of Medicine.

Dari penelitian Raichle, diketahui bahwa meskipun otak hanya mewakili 2% dari total berat badan seseorang, tapi ia memakai 20% energi tubuh.

Artinya, di hari-hari biasa, seseorang menggunakan 320 kalori hanya untuk berpikir.