Buoy, Alat Pendeteksi Tsunami di Indonesia Rusak dan Hilang Dicuri

By Nesa Alicia, Selasa, 2 Oktober 2018 | 12:44 WIB
Salah satu contoh buoy. (simplycmb/Getty Images/iStockphoto)

Melalui Badan Anggaran (Banggar), DPR akan memberikan dukungan kepada BNPB dan BPPT dalam penyusunan anggaran, baik untuk pengadaan buoy maupun anggaran pendanaan bencana. "Intinya untuk anggaran yang sangat berpengaruh terhadap upaya mitigasi bencana," kata Bambang.

Dilansir dari Kompas.com pada Selasa (2/10/2018), sebelumnya Indonesia memiliki 21 buoy yang yang berasal dari hibah Jerman, Amerika Serikat, dan Malaysia.

Baca Juga : Menghadapi Gempa Megathrust, Sebaiknya Persiapkan Perlengkapan Darurat Ini

Terkait hal ini, Sutopo mengungkapkan bahwa persoalan anggaran lah yang membuat Indonesia belum kembali memiliki buoy. Sutopo mengatakan bahwa harga satu buoy bisa mencapai Rp2 triliun, walau selalu mengalami penurunan harga setiap tahunnya.

Rusak atau dicuri

Terkait "pelampung" yang berfungsi sebagai pengukur ketinggian gelombang laut ini, beberapa media juga mengangkat mengenai hilangnya buoy di perairan Indonesia. Hal ini bersumber dari pernyataan Menko Maritim, Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan bahwa buoy di Aceh maupun di Palu hilang dicuri dan mengakibatkan langkah peringatan dini menjadi terhambat.

Lebih lanjut Luhut juga mengatakan bahwa banyaknya korban dalam peristiwa tsunami Palu diakibatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang mencuri buoy tsunami.

Sutopo, melalui akun twitternya, pada Maret 2018 pernah mencuit adanya buoy yang terdampar dan kemudian dilakukan penarikan oleh nelayan setempat dan aparat. Alat yang ditemukan di Pantai Ngadipuro, Kecamatan Munjungan, Trenggalek, Jawa Timur ini dalam kondisi rusak.

Walaupun tanpa adanya buoy pengamatan tsunami tetap dapat dilakukan, namun hal ini membawa konsekuensi tersendiri. Contohnya adalah saat gempa yang terjadi pada Desember 2017. Saat itu peringatan tsunami di pesisir Pangandaran berlangsung selama tiga jam, tanpa adanya tsunami.

Berkebalikan dengan contoh di atas, pada tsunami Palu, ketinggian gelombang tsunami tidak dapat dipastikan karena ketiadaan buoy di sana. Akibatnya tsunami yang menghantam Palu tersebut mengejutkan banyak pihak—termasuk luar Indonesia—karena kekuatannya jauh lebih besar dari yang diprediksi.

Baca Juga : Gempa Sunda Megathrust Berpotensi Merusak Jakarta