Nationalgeographic.co.id - Julia Pastrana lahir di pegunungan Meksiko Barat pada tahun 1834. Ia terlahir dengan kondisi rambut yang tumbuh menyelimuti tubuhnya. Kecuali pada bagian tangan dan telapak kakinya.
Apa yang dialami oleh Julia dianggap sebagai penyakit langka yang dikenal nama hipertrikosis acromegaloid. Ia juga menderita hiperplasia gingiva, yang membuat bibir serta gusinya menjadi tebal. Selain itu, Pastrana juga memiliki alis yang tebal, hidung yang besar, serta gigi yang tidak rapih.
Julia menghabiskan masa kecilnya di dalam sebuah panti asuhan. Walau dekimian, banyak orang mengenal Julia karena kondisi fisiknya. Bahkan, gubernur negara bagian mengadopsi Julia sebagai penghibur dan pembantu rumah tangga. Julia tinggal di sana hingga berusia 20 tahun. Setelah itu, ia memutuskan untuk kembali ke sukunya.
Baca Juga : Haus Akan Darah Perawan, Elizabeth Báthory Membunuh 612 Gadis Muda
Saat berada dalam perjalanan, ia bertemu dengan M. Rates, seorang pemain sandiwara. Rates membujuk Julia untuk ikut dengannya dan tampil di panggung hiburan. Julia pun memulai kariernya di Amerika Serikat dan Eropa, dan menjadi bagian dari pertunjukan aneh dan sirkus.
Julia pertama kali ditampilkan di Gothic Hall di Broadway, New York City pada tahun 1854. Ia menyanyikan lagu-lagu Spanyol sambil menari Highland Fling dengan mengenakan gaun merah. Banyak orang datang untuk melihat pertunjukan Julia. Ia meraih kesuksesan dan dikenal sebagai "Wanita Kera" atau "Baboon Lady".
Julia sebenarnya seorang wanita yang lembut dan baik hati. Ia juga cerdas dan rajin. Hal ini dapat dilihat dari cara ia bernyanyi, menari, dan berbicara dalam tiga bahasa, termasuk bahasa Inggris. Ia juga senang berperan, memasak, dan menjahit.
Baca Juga : Holodomor, Peristiwa Pembunuhan dan Kelaparan Massal di Era Stalin
Sebelum dibawa ke Eropa, Julia menikahi Theodor Lent, seorang impresario yang kemudian menjadi managernya. Pernikahan mereka dilakukan secara rahasia. Banyak yang percaya bahwa Julia menikahinya karena cinta, berbeda dengan Lent yang menikahinya hanya agar dapat mengontrol penuh penghasilan yang diperoleh Julia.
Namun, dalam sebuah wawancara, Julia mengaku bahwa ia telah menolak lebih dari 20 lamaran dengan alasan pria tersebut tidak cukup kaya.
Pada tahun 1857, Julia muncul dalam sebuah drama yang ditulis khusus untuknya di Leipzig, Jerman. Dalam poster publikasi, Julia terlihat aneh karena bibirnya diberi warna merah secara berlebihan dan mirip dengan gambaran radikal orang Afrika-Amerika pada saat itu.
Pertunjukan Julia di sana mendapat respon yang berbeda dari pertunjukan yang biasa dilakukannya. Penonton Jerman menganggap pertunjukannya jelek sehingga mereka semua menolaknya. Situasi semakin tidak terkendali sehingga polisi harus turun tangan untuk menghentikan pertunjukan.
Pada 1859, Julia dinyatakan hamil. Saat berada di Moskow, pada Januari 1860, Julia melahirkan seorang bayi laki-laki yang meninggal dua hari kemudian karena mewarisi hipertrikosis. Julia pun meninggal tiga hari setelah kematian anaknya. Ia meninggal dalam usia 26 tahun karena komplikasi persalinan.
Baca Juga : Lebih dari Seribu Jenazah Ditemukan di Bekas Benteng Pertahanan ISIS
Lent kemudian menjual tubuh Julia dan anaknya kepada Sukolov, seorang profesor anatomi di Moskow. Sukolov mengawetkan keduanya dengan menggunakan balsem dan setelah itu ia memajang Julia dan anaknya di depan umum.
Ketika Lent mendengar bahwa tindakan yang dilakukan Sukolov menguntungkan, ia meminta kembali jasad keduanya. Setelah berhasil menadapat kendali atas tubuh Julia dan anaknya, Lent memamerkan kembali keduanya di lemari kaca.
Selama berada dalam perjalanan, Lent bertemu dengan Marie Barkel, seorang gadis yang memiliki kondisi serupa dengan Julia. Ia kemudian menikah dengan Marie agar mendapatkan keuntungan yang sama dengan sebelumnya. Setelah menikah, Lent mengganti nama Marie dengan Zenora Pastrana dan ia menyebarkan berita bahwa Marie merupakan saudara perempuan Julia.
Tubuh Julia kemudian dipamerkan sampai akhirnya pada tahun 1976 para pencuri mencuri jasad Julia di Norwegia.
Tubuh Julia ditemukan oleh polisi di tempat sampah. Saat ditemukan, lengan Julia telah dipotong-potong. Tubuh putranya tidak bisa diselamatkan karena mengalami rusak parah. Jasad keduanya dibawa ke Institute of Forensic Medicine, Universitas Oslo dan disimpan di dalam sebuah gudang penyimpanan.
Baca Juga : Demi Menghormati Para Dewa, Kuil-kuil India Larang Penggunaan Plastik
Hingga pada tahun 2005, Lauren Anderson Barbata, seniman Meksiko mengajukan petisi untuk membawa tubuh Julia kembali ke Meksiko. "Saya merasa dia berhak mendapatkan kembali martabatnya dan menempatkannya dalam sejarah dan dalam ingatan dunia," ujarnya kepada New York Times.
Setelah kematiannya 153 tahun yang lalu, pada tahun 2013, Julia dimakamkan di pemakaman Sinaloa de Leyva, sebuah kota dekat tempat kelahirannya.