Nationalgeographic.co.id - Baru-baru ini NASA mengeluarkan daftar konstelasi terbaru yang bersumber dari sinar gamma. Berbeda dari sebelumnya, kali ini nama yang dipilih oleh NASA untuk 21 gugusan bintang tersebut lebih populer dan modern.
Jika dulu orang-orang mengenal Aries sampai Vega, pada kali ini NASA lebih memilih nama-nama dari karakter dan mitos modern, sampai tempat terkenal di dunia.
Rasi bintang tersebut di antaranya ada Little Prince, Tardis atau mesin waktu dari serial televisi Doctor Who, Mjolnir atau palu milik Thor, Godzilla, Hulk hingga Starship Enterprise pesawat antariksa dalam film Star Trek.
Baca Juga : Mikroplastik Ditemukan Pada Kotoran Manusia, Kita Benar-benar Mengonsumsinya?
Selain karakter-karakter dari cerita fiksi, ada juga nama ilmuwan seperti Albert Einstein. Bahkan terdapat nama empat ikonik seperti menara Eiffel, Golden State, Obelisk, Koloseum dan Gunung Fuji.
Konstelasi tersebut didapat dari hasil pengamatan Teleskop Sinar Gamma Fermi. Dari teleskop Farmi tersebut, para ahli menemukan tiitk-titik pancaran cahaya berupa sinar gamma yang membentuk pola seperti yang disebutkan.
Bagi para ahli, konstelasi sinar gamma tersebut merupakan bentuk perayaan misi Fermi yang sudah berjalan selama 10 tahun.
"Mengembangkan konstelasi tidak resmi adalah cara yang sangat menyenangkan untuk menyoroti satu dekade pencapaian Fermi. Lewat satu atau banyak cara, semua rasi bintang sinar gamma memiliki kaitan dengan Fermi," ucap Julie McEnery seorang ilmuwan proyek Fermi di Goddard Space Flight Center NASA, di Greenbelt, Maryland.
Dilansir dari laman resmi NASA pada Selasa (23/10/2018), Large Area Telescope (LAT) dari misi Fermi telah memindai seluruh langit sejak 2008. Tugasnya adalah untuk memetakan dan mengukur sumber sinar gamma, cahaya yang berenergi tertinggi di alam semesta.
Emisi tersebut bisa berasal dari pulsar, ledakan nova, puing ledakan supernova, gelembung sinar gamma raksasa yang terletak di galaksi, ledakan sinar gamma dan masih banyak lagi. Pulsar sendiri merupakan bintang neutron yang berotasi dengan cepat dan merupakan sisa dari kematian sebuah bintang masif.
Elizabeth Ferrara, pemimpin penelitian ini, mengatakan bahwa pada 2015, timnya berhasil memetakan sekitar 3.000 sumber sinar gamma. Angka tersebut merupakan 10 kali lipat lebih banyak dibanding sebelum misi Fermi dilakukan.