Tiongkok Kembangkan Sistem Pengenalan Wajah Untuk Mengidentifikasi Data Penduduknya

By Nesa Alicia, Rabu, 24 Oktober 2018 | 10:25 WIB
(metamorworks)

Nationalgeographic.co.id - Tiongkok telah membangun teknologi pengenalan wajah untuk mengidentifikasi satu dari 1,3 miliar penduduk hanya dalam waktu tiga detik. 

Proyek ini diluncurkan oleh Kementrian Keamanan Publik pada tahun 2015 dan masih dalam tahap pengembangan bersama dengan perusahaan keamanan yang berbasis di Shanghai. 

Teknologi ini dirancang agar sistem dapat mencocokan wajah seseorang dengan foto identitasnya. Diketahui bahwa tingkat akurasi teknologi tersebut mencapai 90 persen.

Sistem terintegrasi ke jaringan kamera pengawas dengan menggunakan fasilitas cloud (komputasi awan) yang akan terhubung dengan pusat penyimpanan data.

Teknologi tersebut rencananya akan memiliki ruang penyimpanan sebesar 13 terabyte untuk menyimpan informasi dari setiap penduduk. 

Baca Juga : Mengejutkan, Gunung Es Berbentuk Persegi Terlihat di Antartika

Chen Jiansheng, profesor teknik elektro di Universitas Tsinghua sekaligus anggota Komite Standardisasi Kementerian Pengawas Perkembangan teknis Pasukan Polisi, mengatakan, sistem tersebut harus dibangun pada skala yang tidak pernah dilakukan sebelumnya karena populasi Tiongkok sangat besar.

Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan kebutuhan pemerintah seperti melacak pelaku kejahatan dan administrasi publik.

Bandara Hongqiao Shanghai sudah mulai menerapkan sistem check-in otomatis menggunakan teknologi pengenalan wajah. 

Dilansir dari ABC Net, Manajer Umum Spring Airlines, Zhang Zheng, mengatakan, banyak bandara di Tiongkok yang sudah menggunakan sistem pengenalan wajah untuk membantu mempercepat pemeriksaan keamanan.

Tidak hanya itu, sistem pengenalan wajah juga mulai diterapkan dalam kehidupan penduduk sehari-hari. Bahkan, polisi di Tiongkok telah menggunakan sistem ini untuk mengidentifikasi orang-orang yang terlihat mencurigakan saat berada di kerumunan. 

Baca Juga : Mikroplastik Ditemukan Pada Kotoran Manusia, Kita Benar-benar Mengonsumsinya?