Saat memanggil satu sama lain di hutan, orang-orang Kongthong akan menggunakan versi panjang dari melodi musik masing-masing individu. ‘Panggilan nada’ yang terinspirasi dari suara alam sekitar itu akan berlangsung selama 30 detik.
“Kami hidup di desa yang jauh dari hiruk pikuk dan dikelilingi oleh hutan lebat serta bukit. Setiap makhluk alam memiliki identitasnya masing-masing. Burung dan hewan-hewan lain selalu memiliki cara untuk memanggil satu sama lain, begitu juga kami,” tutur Khongsit.
Jingrwai lawbei
Tradisi saling memanggil dengan melodi ini dikenal dengan sebutan jingrwai lawbei yang berarti “lagu dari klan wanita pertama”. Mengacu kepada nenek moyang orang Khasi.
Asal mula jingrwai lawbei tidak diketahui. Namun, penduduk lokal menduga, umur tradisi ini sama dengan desa Khongtong yang sudah ada sejak abad ke-5.
Baca Juga : Di Desa Trunyan Bali, Mayat-mayat Dibiarkan Membusuk Tanpa Dikubur
Tradisi ini mungkin sudah agak berbeda seiring perkembangan dunia modern yang mulai masuk ke desa mereka dalam bentuk televisi dan ponsel. Beberapa melodi yang dijadikan nama terinspirasi oleh lagu-lagu Bollywood.
Selain itu, anak-anak yang sebelumnya memanggil temannya dengan lantunan nada, terkadang lebih memilih untuk menelepon mereka.