Alien Mungkin Berwarna Ungu, Apa Dasar Pemikiran Para Peneliti?

By Loretta Novelia Putri, Kamis, 8 November 2018 | 13:40 WIB
Ilustrasi ruang angkasa yang asing. (Aphelleon/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Manusia mengenal Bumi sebagai "planet biru". Namun, seperti apakah warna Bumi sebenarnya, pada awal planet ini terbentuk?

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Astrobiology mengungkapkan bahwa pada awalnya Bumi berwarna ungu, bukan biru. Tentu hal ini memiliki dasar teori.

Peneliti berpendapat, sebelum tanaman hijau menggunakan sinar matahari sebagai energi, organisme ungu kecil sudah mulai melakukannya terlebih dahulu.

Baca Juga : Benarkah Usia Kehamilan Berhubungan dengan Risiko Kanker Payudara?

Gagasan bahwa Bumi bewarna ungu sebenarnya bukan hal yang baru. Shiladitya DasSarma, ahli mikrobiologi dari Universitas Maryland School of Medicine sudah pernah mengajukan teori ini pada tahun 2007.

Pemikirannya bermula dari serapan energi tumbuhan hijau dan alga yang berfotosintesis. Tumbuhan tersebut diketahui menyerap energi matahari tetapi tidak menyerap cahaya hijau.

Bagi DasSarma, hal tersebut adalah hal yang cukup aneh, mengingat cahaya hijau kaya akan energi. DasSarma kemudian mengatakan bahwa kemungkinan objek lain sudah menggunakan bagian dari spektrum warna ketika proses fotosintesis klorofil berevolusi.

Objek lain maksudnya adalah organisme sederhana yang menangkap energi matahari dengan molekul yang disebut dengan retinal. Pigmen retinal menyerap cahaya hijau dengan baik.

Penelitian yang terbit pada 11 Oktober 2018 mengatakan bahwa pigmen tersebut kemungkinan tidak seefisien klorofil dalam menangkap energi matahari. Walaupun begitu, mereka lebih sederhana.

Yang unik dari hal ini adalah cara pengambilan cahaya oleh pigmen retinal tersebut masih terus berkembang hingga saat ini. Pigmen retinal akan terus ada di dalam bakteri dan organisme bersel satu yang disebut Archaea.

Seperti yang dilansir oleh Kompas.com dari dari Live Science, peneliti Edward Schwieterman menyebutkan bahwa organisme ungu sudah ditemukan di mana-mana, mulai dari lautan sampai Lembah Kering Antartika.

Ilustrasi alien. (bertos/Getty Images/iStockphoto)