Alien Mungkin Berwarna Ungu, Apa Dasar Pemikiran Para Peneliti?

By Loretta Novelia Putri, Kamis, 8 November 2018 | 13:40 WIB
Ilustrasi ruang angkasa yang asing. (Aphelleon/Getty Images/iStockphoto)

Pigmen retinal juga ditemukan dalam sistem visual hewan yang lebih kompleks. Artinya, organisme ungu ini telah berevolusi sangat awal pada cabang pohon kehidupan.

Bagi DasSarma, kehidupan awal yang bewarna ungu tersebut juga dapat diterapkan dalam pencarian kehidupan asing di ruang angkasa. Yang berarti, ahli mikrobiologi berpikir bahwa alien mungkin juga bewarna ungu. Karena jika kehidupan asing menggunakan pigmen retinal untuk menangkap energi, para astrobiologis hanya perlu untuk mencari tanda kehidupan dengan cahaya tertentu saja.

Schwieterman menyebutkan, klorofil menyerap sebagian besar cahaya merah dan biru, tetapi spektrum yang dipantulkan dari planet yang dipenuhi oleh tumbuhan menunjukkan apa yang disebut sebagai tepi merah vegetasi.

Pantulan merah tersebut merupakan perubahan mendadak dalam pantulan cahaya di bagian spektrum inframerah dekat, di mana tanaman bisa saja tiba-tiba berhentii untuk menyerap panjang gelombang merah dan mulai memantulkannya.

Baca Juga : Leonarda Cianciulli, Pembunuh yang Gunakan Darah Korbannya untuk Membuat Kue

Sebaliknya, menurut Schwieterman, fotosintesis berbasis pigmen retinal memiliki tepi hijau. Hal tersebut terjadi karena mereka menyerap cahaya ke bagian spektrum hijau dan akan mulai memantulkan panjang gelombang yang lebih jauh.

Hingga saat ini, para astobiologis hanya dapat mendeteksi kehidupan di ruang angkasa dengan mendeteksi tepi merah saja. Namun, menurut Schwieterman penemuan tersebut membuat mereka perlu mempertimbangkan untuk mencari tepi hijau juga.

"Jika organisme ini hadir dalam kepadatan yang cukup pada planet ekstrasurya, sifat-sifat refleksi akan dicetak pada spektrum cahaya planet yang dipantulkan," ucap Schwieterman.