Kontroversial, Tiongkok Melegalkan Penggunaan Cula Badak dan Tulang Harimau untuk Pengobatan

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 5 November 2018 | 12:52 WIB
Pemerintah Tiongkok memperbolehkan warganya untuk mengambil cula badak demi tujuan medis. (jacobeukman/Getty Images/iStockphoto)

Alasan Tiongkok memberlakukan kebijakan ini masih belum jelas. Pemerintah Tiongkok belum merespons media. Namun, menurut para ahli konservasi, tingginya jumlah peternakan harimau di Tiongkok mungkin menjadi penyebabnya.

“Sudah lama kami khawatir dengan peternakan harimau yang semakin banyak di negara tersebut. Memelihara harimau membutuhkan biaya makan dan perawatan yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, ketika jumlahnya semakin banyak, beberapa pihak mungkin menekan pemerintah Tiongkok untuk melegalkan perdagangan bagian tubuh harimau. Ini adalah hal yang paling kami takutkan selama satu dekade,” ungkap Henry.

Enviromental Investigation Agency melaporkan, pada 2013, ribuan harimau disimpan di peternakan di seluruh negara tersebut. Selain itu, Tiongkok juga dilaporkan telah mulai mengimpor badak untuk dipelihara di peternakan.

Baca Juga : Hutan di Rawa Tripa Berkurang, Kehidupan Orangutan Sumatra Terancam

Cula badak diketahui terbuat dari keratin – sejenis protein yang juga ditemukan pada kuku dan rambut manusia. Banyak yang percaya bahwa cula badak yang dijadikan bubuk dapat membantu menyembuhkan berbagai penyakit, mulai dari asam urat hingga kanker. Namun, ini belum terbukti pada manusia. Penelitian sejauh ini menyatakan bahwa cula badak hanya dapat menyembuhkan demam pada tikus.

Sementara itu, tulang harimau yang dihancurkan dan dibuat pasta dapat digunakan untuk mengobati rematik dan sakit punggung. Namun, lagi-lagi, itu belum terbukti kebenarannya.