Memakan Siput Dapat Menyebabkan Kematian, Begini Penjelasannya

By Loretta Novelia Putri, Rabu, 7 November 2018 | 15:32 WIB
ilustrasi makanan siput (Shaiith)

Nationalgeographic.co.id - Delapan tahun lalu, seorang pria di Australia bernama Sam Ballard menerima tantangan dari teman-temannya di sebuah pesta ulang tahun untuk menelan siput kebun secara hidup-hidup.

Berawal dari kejadian tersebut, Ballard menjadi lumpuh dan mengalami kerusakan otak yang signifikan. Setelah delapan tahun berjuang melawan penyakitnya, kemudian Ballard pun dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit Sydney di usia 28 tahun pada hari Jumat (2//11/2018).

Baca Juga : Inilah Empat Langkah Penting Agar Terhindar dari Overdosis Obat

Menurut dokter, pada saat Ballard memakan siput secara hidup-hidup, ia juga menelan parasit yang disebut sebagai Angiostrongylus cantonensis. Parasit tersebut dikenal sebagai cacing paru tikus dan biasanya berpindah dari kotoran tikus ke siput.

Selain itu, di dalam tubuh siput itu sendiri, terdapat parasit yang sepenuhnya mengendalikan tubuh siput. Hal tersebut memungkinkan mereka meletakkan lebih banyak telur dan berkembang biak di tempat baru.

Suzanne Sokolow, ahli ekologi penyakit, pernah berkomentar mengenai Schistosomiasis. Ia mengatakan bahwa telur Schistosomiasis bisa masuk ke jaringan yang berbeda dan menyebabkan gejala ringan mulai dari anemia dan kelelahan, sampai ke berbagai tingkat yang paling parah bahkan kematian. 

Infeksi cacing paru tikus sendiri, yang dialami pada manusia bisa menyebabkan meningitis yang gejalanya seperti sakit kepala, mual, muntah dan sensasi abnormal di lengan dan kaki. Biasanya, infeksi cacing paru tikus bisa disembuhkan dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.

Namun, hal tersebut tidak menjamin bahwa seseorang yang terinfeksi boleh mengabaikan cacing paru tikus. Dalam beberapa kejadian, komplikasi serius dapat terjadi dan menyebabkan gangguan yang signifikan pada sistem saraf atau bahkan kematian.

Setelah menelan siput hidup-hidup, Ballard kemudian merasakan sakit di kakinya yang semakin hari semakin parah. Selain itu, ia juga pusing dan muntah berkali-kali sehingga harus dirawat di rumah sakit dan jatuh koma hingga 420 hari.

Ballard sempat sadar dari komanya, tetapi kemudian ia mengalami kelumpuhan mulai dari leher hingga tubuh bagian bawah. Dia juga mengalami kesulitan berkomunikasi dan membutuhkan perawatan sepanjang waktu. Dan pada minggu lalu, Ballard akhirnya meninggal dunia.

Baca Juga : Desa Wisata Energi Migas Wonocolo, 'Texas' di Bumi Nusantara

Maka dari itu, belajar dari kasus tersebut, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyarankan kepada semua orang untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makhluk hidup dalam keadaan mentah.