Terbangun Sebelum Alarm Berbunyi? Bukan Mistis, Ini Penjelasannya

By Loretta Novelia Putri, Minggu, 11 November 2018 | 10:03 WIB
ilustrasi alarm (utah778)

Nationalgeographic.co.id - Banyak sekali manusia di dunia ini yang mengandalkan alarm agar dapat bangun pagi. Terlebih lagi mereka mengandalkan alarm agar tidak telat dalam beraktivitas di pagi hari. Namun, akan sangat menyebalkan apabila Anda sudah bangun lebih awal sebelum alarm berbunyi.

Hal tersebut tidak hanya dialami oleh Anda saja, melainkan sudah pernah dialami oleh sebagian besar orang. Sebenarnya, manusia dapat bangun lebih awal tidak lama sebelum alarm berbunyi dikarenakan manusia memiliki jam alami dalam tubuh yang membuat manusia terjaga dan tidur.

Baca Juga : Penjelasan NASA Soal Potongan Es di Antartika yang Berbentuk Persegi

Dilansir dari Kompas.com pada Minggu (11/11/2018) Live Science, menyebutkan selama berabad-abad manusia sudah mengembangkan teknologi yang berhubungan dengan penunjuk waktu.

Dimulai dari bangsa Yunani dan Mesir Kuno yang membuat jam matahari. Pada saat itu, mereka menandai waktu dengan menggunakan bayangan pada tiang yang bergerak mengikuti arah matahari.

Sekitar 1500 SM, teknologi penunjuk waktu semakin berkembang. Manusia sudah dapat membuat jam dari pasir, air dan lampu minyak. Ketika perhitungan waktu mengkalibrasi pergerakan pasir, air, dan minyak tersebut.

Dari penemuan-penemuan yang dibuat, kemudian timbul upaya untuk menciptakan alarm, seperti jam lilin. Alat-alat sederhana yang diciptakan oleh bangsa China kuno tersebut tertanam dengan paku yang terlepas saat lilin meleleh.

Paku tersebut akan mengeluarkan suara pada nampan logam pada waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Sayangnya, alat tersebut tidak dapat diprediksi dan kurang bisa diandalkan.

Hingga penemuan alarm lebih canggih ditemukan, manusia tetap harus bergantung pada ketepatan waktu yang lain yaitu jam internal tubuh manusia itu sendiri.

Melinda Jackson, ahli tidur dan psikolog di Royal Melbourne Institute of Technology University, Australia, menyebutkan bahwa manusia memiliki dua proses biologis yang mendasari pada pola tidur dan bangun secara alami yaitu homeostasis dan ritme sirkadian.

Homeostasis sendiri adalah proses pensinyalan yang diatur oleh bagian hipotalamus pada otak.

"Prinsipnya, semakin lama kita bangun, semakin tinggi dorongan untuk tidur atau kemungkinan tidur," ucap Jackson.

Pada saat tertidur, dorongan untuk tidur perlahan akan menghilang dan memberi sinyal kepada tubuh saat manusia harus bangun.

Sebaliknya, ritme sirkadian yang mengatur jam bangun manusia, juga dikendalikan oleh sel-sel hipotalamus. Ritme sirkadian sendiri dipengaruhi oleh cahaya dan gelap, yang artinya periode terjaga dan mengantuk ditentukan oleh cahaya pada siang hari dan kegelapan pada malam hari.

Pada zaman sebelum adanya alarm, Jackson menyebutkan kemungkinan manusia terjaga dan tidur berdasarkan pada sinar matahari.

Sasha Handley seorang sejarawan dan dosen senior sejarah modern awal di Universitas Manchester, Inggris, dalam penelitiannya menemukan bahwa orang-orang selama era Kristen sering mengarahkan tempat tidurnya ke awah timur atau tempat matahari terbit.

Kebiasaan ini kemungkinan yang membuat manusia pada masa tersebut untuk bangun dari tidur setiap kali terkena cahaya matahari.

"Sulit membayangkan dunia saat ini jika pola bangun dan tidur dipengaruhi atau diatur oleh terbitnya matahari," ucap Handley.

Fakta lain adalah orang-orang kuno tidak memiliki cara untuk menjaga rumah mereka dari suara-suara dunia luar seperti yang dilakukan sekarang ini.

"Untuk masyarakat pertanian sebelum Revolusi Industri, suara alam mungkin adalah hal yang sangat penting," ucap Handley.

Handley mengatakan bahwa, suara ayam berkokok atau suara sapi yang menunggu untuk diperah akan mengganggu tidur orang. Selain itu, bunyi lonceng di gereja juga memungkinkan menjadi jam alarm awal bagi manusia.

Baca Juga : Menjadi Agen Perubahan, Menuju Rumah Minim Sampah

Secara historis, Handley berpendapat bahwa manusia memiliki motivasi pribadi untuk bangun di jam tertentu.

Penelitian tentang Inggris pada jaman modern awal menunjukkan bahwa selama era tersebut, jam pagi dilihat sebagai waktu spiritual yang digunakan untuk berdoa pagi.

"Bangun di waktu-waktu tertentu setiap pagi hari dipandang sebagai tanda kesehatan dan perilaku yang baik. Ada kepercayaan, semakin awal Anda bangun maka Tuhan akan semakin menyayangi Anda dan memberi kesehatan fisik," ucap Handley.