Nationalgeographic.co.id – Stan Lee, Legenda Komik Superhero Marvel, meninggal dunia pada Senin (12/11) di Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles, AS. Sebelum meninggal, pencipta tokoh pahlawan super The Avengers ini, mengidap pneumonia sejak satu tahun terakhir. Bahkan, pada 31 Januari lalu, ia sempat dirawat di rumah sakit akibat penyakitnya tersebut.
Sesaat setelah keluar dari rumah sakit, kepada TMZ, Stan Lee mengungkapkan perjuangannya melawan pneumonia.
Dengan suara lembut dan napas berat, pria berusia 95 tahun tersebut menyatakan bahwa dirinya terpaksa menunda beberapa pekerjaan karena penyakitnya dan meminta maaf kepada para penggemar terkait hal tersebut.
Baca Juga : Jangan Sembarang Menyentuh, Kelelawar Ternyata dapat Membawa Penyakit
“Kalian semua harus tahu bahwa saya selalu memikirkan para fans. Saya harap kalian semua baik-baik saja dan saya merindukan kalian. Saya rindu antusiasme, pesan, foto dan e-mail yang sering saya dapat dari kalian.” kata Stan Lee dalam video tersebut.
“Saya harap, ketika nanti kita berbicara lagi, kondisi saya sudah lebih baik. Mungkin saya bisa mengalahkan pneumonia ini dan kita bisa bersenang-senang lagi di internet. Sampai nanti, excelsior,” imbuhnya.
Apa itu pneumonia?
Berbicara tentang pneumonia yang diderita Stan Lee, penyakit ini merupakan infeksi yang terjadi pada salah satu atau kedua paru-paru. Itu dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur.
Pneumonia akan menyebabkan peradangan pada kantung udara di paru-paru Anda yang disebut dengan alveoli. Alveoli yang terisis cairan atau nanah membuat Anda sulit bernapas.
Jenis pneumonia
Dikutip dari Hellosehat.com, pneumonia terbagi dalam beberapa jenis:
- Pneumonia bakterial: Bakteri yang paling sering menyebabkan kondisi paru-paru basah ini terjadi yaitu Streptococcus pneumoniae. Sementara, Chlamydophlla pneumonia dan Legionella pneumophila juga bakteri penyebab paru-paru basah.
- Pneumonia viral: Virus sering kali menjadi penyebab dari penyakit pneumonia pada anak. Biasanya, gangguan yang disebabkan oleh virus ini, tidak terlalu serius dan hanya terjadi dalam waktu yang sebentar saja ketimbang gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh bakteri.
- Pneumonia mycoplasma: Mycoplasma adalah organisme yang bukan berasal dari jenis virus maupun bakteri, tetapi dapat mengakibatkan gangguan yang sama. Biasanya, paru-paru basah jenis ini dialami oleh anak-anak yang sudah beranjak remaja serta dewasa muda.
- Pneumonia jamur: Penyakit jenis ini sering kali menyerang pasien yang mengalami penyakit kronis atau orang yang memiliki sistem imun yang rendah. Jamur yang jadi penyebab pneumonia biasanya berasal dari tanah.
Gejala
Gejala pneumonia bisa dalam bentuk yang ringan hingga mengancam jiwa. Namun, gejala yang paling umum meliputi:
- Batuk yang menyebabkan lendir
- Demam, berkeringat, dan merasa kedinginan
- Nyeri dada
- Kesulitan bernapas
- Nafsu makan rendah
- Merasa lelah
Gejala lainnya sapat bervariasi tergantung penyebab dan keparahan infeksi, juga usia dan tingkat kesehatan masing-masing individu.
Perawatan
Jika mengidap pneumonia bakterial, Anda akan mendapatkan antibiotik. Pastikan Anda mengonsumsi semua obat yang diberikan dokter, bahkan jika sudah merasa lebih baik.
Jika Anda memiliki pneumonia viral, antibiotik tidak akan membantu. Anda akan membutuhkan istirahat, banyak cairan, dan obat-obatan pereda demam.
Anda mungkin perlu pergi ke rumah sakit jika gejalanya cukup parah. Atau jika Anda memiliki kondisi lain yang berisiko menyebabkan komplikasi.
Saat mengalami pneumonia, Anda membutuhkan banyak istirahat—kemungkinan harus berhenti selama seminggu dari rutinitas. Meski begitu, Anda mungkin akan tetap merasakan lelah hingga satu bulan.
Baca Juga : Ilmuwan: Pneumonia Akan Membunuh 11 Juta Anak-anak Pada 2030
Pencegahan
Dengan beberapa pencegahan ini, Anda bisa menghindari pneumonia:
- Vaksin pneumonia
- Berhenti merokok. Rokok membuat Anda rentan terhadap infeksi pernapasan, termasuk pneumonia.
- Cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air
- Tutupi batuk dan bersin
Mengelola gaya hidup sehat untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Beristirahatlah yang cukup, diet sehat, dan olahraga teratur.