Serangan Anafilaksis, Reaksi Alergi yang Dapat Menyebabkan Kematian

By Loretta Novelia Putri, Jumat, 16 November 2018 | 16:09 WIB
ilustrasi pria terkena alergi (Zinkevych)

Nationalgeographic.co.id - Penemuan yang dipubikasikan pada jurnal Science menyatakan bahwa alergi akan muncul ketika sistem kekebalan tubuh keliru mengidentifikasi zat tertentu seperti kacang-kacangan, kerang, dan sebagainya sebagai sesuatu zat yang berbahaya. Sistem imun kemudian segera melawannya dan justru berpotensi memicu anafilaksis.

Dan menurut para ahli dari Duke University, anafilaksis menyerang dengan sangat cepat dan bisa menyebabkan kematian.

Ia sangat berbahaya dan menjadi hal yang paling serius dari semua reaksi alergi. Hanya dalam hitungan menit, sistem kekebalan pada tubuh dapat bereaksi dan membuat pembengkakan pada wajah, jantung berdebar, ruam dan gatal hingga sampai susah untuk bernapas.

Baca Juga : Hati-hati, Perubahan Iklim Ternyata Memengaruhi Kesuburan Pria

Dalam alergi, salah satu jenis sel imun--yang disebut sel mast--memiliki peran penting dalam anafilaksis. Saat alergen terdeteksi, sel-sel tersebut melepaskan molekul inflamasi seperti histamin sebagai mekanisme pertahanan tubuh.

Namun, seperti apa persisnya alergen berkomunikasi di antara sel mast, masih misterius. Yang pasti, salah satu sel kekebalan yang disebut sel dendritik juga berperan dalam anafilaksis.

"Temuan utama kami, sel dendritik merupakan pemain kunci dalam mengembangkan alergi sekaligus memicu serangan anafilaksis," ucap Soman N. Abraham, imunolog dan peneliti senior dari Duke University, dilansir dari Kompas.com.

Hal itu diketahui setelah mereka melakukan uji coba pada tikus. Abraham dan tim meneliti beberapa jenis sel kekebalan tubuh pada tikus. Mereka kemudian menyuntikkannya dengan racun untuk menginduksi anafilaksis.

Saat diamati lebih dekat dengan mikroskop dua foton, para ahli menemukan sel dendritik beraksi. Ketika sel dendritik berada di permukaan luar pembuluh darah, mereka memakai dendritnya untuk menembus dinding sel dan mencari zat yang menyerang.

Setelah mendeteksi alergen, mereka mengomunikasikan keberadaannya ke sel mast di sekitarnya dengan cara yang unik. Sel-sel dendritik tersebut memancing alergen keluar dari pembuluh darah, lalu kemudian mengirimkannya melalui gelembung-gelembung kecil yang diebut dengan microvesicles, yang berasal dari permukaan sel dendritik.

"Selain kapasitas mereka untuk menginternalisasi, memproses, dan menyajikan antigen ke sel kekebalan, sel dendritik sekarang diketahui secara aktif mendistribusikan antigen yang mereka peroleh ke sel-sel kekebalan sekitarnya bahkan sebelum mereka diinternalisasi," ucap Hae Woong Choi seorang ahli imunologi dari Duke University.

Metode tersebut menyebarkan informasi yang jauh lebih cepat dan ke sejumlah besar sel. Ketika mereka menerima microvesicles, sel mast akan beraksi untuk mengisi aliran darah dengan histamin dan mediator inflamasi lainnya, yang kemudian menciptakan syok anafilaksis.