Nationalgeographic.co.id - Para peneliti menemukan fakta bahwa miliaran nanoplastik dapat terkumpul di perut kerang hanya dalam beberapa jam.
Untuk mendapatkan hasil ini, ilmuwan di University of Plymouth mengekspos kerang ke nanoplastic carbon-radiolabeled nanopolystyrene di laboratorium. Setelah enam jam, mereka menemukan fakta bahwa miliaran partikel kecil plastik telah 'menyelimuti' tubuh mereka.
Terdapat 20 nanometer (0,00002 milimeter) partikel plastik pada otot, insang, ginjal, dan organ lainnya. Selain itu, ada 250 nanometer (0.00025 milimeter) di usus kerang.
Baca Juga : Menggunakan Bahan Bakar dari Ikan Mati, Kapal Pesiar Ini Siap Berlayar
Penemuan yang dipublikasikan pada jurnal Enviromental Science & Technology ini menegaskan bahwa plastik semakin membahayakan beragam bentuk kehidupan mulai dari moluska hingga manusia.
Menurut angka yang dikutip para peneliti, sebanyak 335 juta metrik ton plastik telah diproduksi pada 2016. Dari jumlah tersebut, 40%nya adalah plastik sekali pakai.
Jika plastik bersentuhan dengan sinar ultraviolet, itu bisa terpecah menjadi mikroplastik. Para ilmuwan memperkirakan, sekitar 51 triliun mikroplastik tersebar di lautan--dan jumlahnya kemungkinan akan meningkat. Mikroplastik ini akan berubah lagi menjadi nanopartikel yang dapat dengan mudah masuk ke tubuh hewan, lalu manusia, melalui rantai makanan.
Maya Al Sid Cheikh, pemimpin studi dari University of Plymouth, mengatakan: "Hasil penelitian menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa nanopartikel dapat dengan cepat dimakan oleh hewan laut. Dalam beberapa jam, partikel berbahaya tersebut sudah tersebar ke berbagai organ utama."
Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menyelidiki kontaminasi pada kerang secara keseluruhan. Selain itu, perlu juga memahami efek dan risikonya terhadap konsumen.
Baca Juga : Untuk Kesekian Kalinya, Potongan Plastik Ditemukan di Tubuh Hewan Laut
Dan Parsons, direktur Energy and Environment Institute di University of Hull, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan cukup terkejut melihat nanopartikel 'bergerak' begitu cepat di dalam tubuh hewan laut.
"Kita semua harus berpikir ulang dalam berperilaku. Termasuk dalam kebiasaan menggunakan plastik sekali pakai," tuturnya.
Source | : | Newsweek |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR