Nationalgeographic.co. id - Secara turun-temurun, banyak ritual yang dilakukan untuk menangkal nasib buruk termasuk dengan memakan makanan tertentu.
Masyarakat Amerika mungkin akan memakan sayur mayur untuk memastikan mendapatkan kehidupan yang sejahtera pada tahun yang akan datang. Di Jepang, masyarakat makan mi soba untuk melambangkan kita telah melewati masa lalu.
Berikut beberapa jenis makanan yang wajib ada di dalam perayan malam tahun baru dari berbagai negara:
Buah Delima
Buah delima merupakan simbol kehidupan dan kesuburan di beberapa kebudayaan kuno. Yunani memiliki sebuah ritual spesial untuk merayakan akhir tahun, yakni dengan memukul buah delima di lantai ketika jam menunjukkan tepat tengah malam sehingga biji-biji merah keluar dari tempatnya.
Mereka percaya bahwa semakin banyak biji yang keluar, maka semakin banyak keberuntungan dan kesuburan yang akan datang.
Baca Juga : Batik Khas Cepu-Blora: Dari Kambium, Ganja, Sampai Pompa Angguk
Lentils
Lentil adalah makanan tradisional khas Italia dalam perayaan tahun baru. Lentils sendiri memiliki arti sebagai keberuntungan bagi mereka. Sudah menjadi tradisi untuk memakannya saat perayaan tahun baru--biasanya disajikan dengan rebusan daging babi.
Lobak
Lobak yang mempunyai warna hijau, disimbolkan sebagai harapan untuk mendapatkan keberuntungan rezeki (uang) di tahun yang akan datang. Sayur ini cukup populer sebagai menu masakan pada perayaan tahun baru di beberapa negara.
Baca Juga : Mengenal Krampus, Iblis Penghukum Anak-anak Nakal Saat Natal
Mi Soba
Mi disimbolkan sebagai keberuntungan dan umur panjang dalam tradisi perayaan tahun baru di Tiongkok. Sementara itu, di Jepang, mi soba (buckwheat) adalah menu pilihan dalam perayaan malam tahun baru karena ia mudah dipotong--menjadi simbol untuk melepaskan keburukkan yang telah terjadi di tahun sebelumnya.
Anggur
Di Spanyol dan seluruh negara yang menggunakan bahasa Spanyol, Anda harus memakan buah anggur hijau saat jam menunjukkan pukul tepat tengah malam pada malam perayaan tahun baru atau perayaan Old Night (nochevieja).
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR