Nationalgeographic.co.id - Para ilmuwan di Inggris mengumumkan bahwa mereka akan mengirim 'pasukan' belatung untuk mengobati luka para tentara yang bertugas di negara-negara konflik seperti Suriah, Yaman, dan Sudan Selatan.
Menurut para peneliti, hewan pemakan daging ini dapat melakukan desifenksi pada luka terbuka. Ia mampu melahap jaringan manusia dan meninggalkan air liur antibakteri. Belatung pun diharapkan dapat menyelamatkan nyawa dan anggota tubuh tentara.
Baca Juga : Tomat Pedas Seperti Cabai, Rencana Rekayasa Genetika Ilmuwan
Praktik mengobati luka dengan belatung ini ternyata sudah dilakukan oleh manusia purba. Suku asli Australia kerap menggunakan metode ini. Begitu pula para pejuang di Perang Dunia I.
Hingga saat ini, 'terapi belatung' masih digunakan di beberapa rumah sakit AS untuk membersihkan luka dan memotong jaringan mati. Menurut para ahli, cara ini lebih cepat dibanding teknik yang dilakukan dokter bedah.
"Project Maggot" yang menggunakan belatung ini, ditargetkan dapat menyembuhkan 250 luka per harinya. Proyek akan dimulai dengan membuat peternakan belatung di beberapa rumah sakit terkait, di mana mereka akan menginkubasi telur ke larva dalam lingkungan yang steril.
Baca Juga : Sengatan Kalajengking untuk Redakan Nyeri, Berani Mencobanya?
Meski belatung tidak dapat digunakan dua kali (untuk menghindari risiko penyebaran infeksi), tapi mereka hanya membutuhkan beberapa hari untuk berkembang biak.
Pada 2021, para ilmuwan memiliki rencana yang lebih besar. Mereka akan membuat peternakan belatung di wilayah-wilayah terpencil yang belum memiliki rumah sakit. Dengan begitu, para warga bisa mendapatkan perawatan medis yang cukup saat mengalami luka.
Source | : | nypost.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR