Nationalgeographic.co.id - Jakarta International Photo Festival (JIPFest) akan digelar pada Juni 2019. Bagi para pencinta fotografi, khususnya yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, hal ini menjadi sebuah kabar bahagia tersendiri.
Kabar tersebut dibenarkan langsung oleh Ng Swan Ti, Direktur Program JIPFest, yang juga menjadi Managing Director PannaFoto Institute, dalam acara sosialisasi JIPFest di Jakarta Creative Hub.
Lebih lanjut, Swan Ti mengungkap bahwa JIPFest akan digelar pada tanggal 25-29 Juli 2019 di Taman Ismail Marzuki dan berbagai tempat di Jakarta.
Baca Juga : Sumba Barat Diguncang Gempa dengan Magnitudo 6,2
“Yang sekarang kita ingin melibatkan banyak pihak. Ada tema yang lebih menyatukan berbagai event. Dulu kami tidak punya tema tertentu dan hanya melibatkan praktisi di dunia jurnalisme,” ucap Swan Ti yang juga aktif sebagai seorang fotografer perempuan.
“Kita inginnya melibatkan fotografer dari genre jurnalisme, dokumentari atau seni. Tapi juga berbagai instansi yang merasa peduli dengan kemajuan fotografi Indonesia. Dan kita memberikan kontribusi bersama-sama untuk memajukan fotografi Indonesia,” tandas Swan Ti.
JIPFest mengundang fotografer dari berbagai negara untuk ikut terlibat. Tidak hanya pameran, festival foto ini juga menyediakan kesempatan para fotografer untuk berlatih menjadi kurator foto. Pembelajarannya dikemas dalam program Curators Lab yang dibawakan oleh kurator muda perempuan, Irene Barlian.
Melalui portfolio review—sesi tatap muka bersama para pakar secara satu per satu—calon kurator diajak untuk mengasah kemampuannya.
“Pentingnya portofolio review ini karena punya kesempatan yang jarang, bertemu dan berinteraksi langsung dengan pakar-pakar di industri fotografi. Lalu bisa bertukar ide dan gagasan. Bisa mendapatkan analisis mengenai karya-karya foto yang bisa digunakan untuk meningkatkan karya foto itu sendiri,” jelas Irene.
Tema besar yang dipilih oleh JIPFest adalah "Identitas". Firman Ichsan, fotografer senior yang juga menjadi Kepala Kurator menjelaskan pentingnya tema ini diangkat dalam festival. “Ini masalah yang bukan baru, tetapi sekarang ini menjadi lebih penting karena kita menghadapi bagaimana sebetulnya kita ini. Bagaimana bangsa ini atau diri ini”.
Baca Juga : Peristiwa Sejarah Bertepatan dengan Perubahan Iklim, Saling Berkaitan?
“Hal ini sebetulnya perlu pendalaman, mengapa demikian? Karena sekarang ini menjadi isu politis. Kadang-kadang menjadi isu-isu yang sebetulnya bisa jadi positif tapi bisa juga jadi negatif,” lanjut Firman.
“Isu ini sengaja diangkat kembali dalam rangka meningkatkan toleransi, meningkatkan kesadaran kebersamaan dalam perbedaan”.
Untuk memudahkan penyampaian informasi, panitia JIPFest juga meluncurkan lama resmi JIPFest dengan alamat jipfest.com/id.
Penulis: Feri Latief
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR