Nationalgeographic.co.id - AIDS masih menjadi momok bagi dunia kesehatan. Berbagai penelitian untuk menyembuhkan para penderita virus HIV ini juga terus dilakukan. Namun berlomba dengan waktu, jumlah korban meninggal juga terus bertambah.
Harapan akan terbebas dari virus HIV nampaknya mulai muncul. Seorang pria asal London menjadi orang dewasa kedua yang diketahui berhasil terbebas dari virus tersebut.
Pria ini terbebas setelah menerima transplantasi sumsum tulang dari donor yang resistan HIV, ungkap dokter yang menanganinya. Donor sumsum tulang ini memiliki mutasi genetik yang dikenal sebagai "CCR5 delta 32", yang resisten terhadap HIV.
Baca Juga : Penelitian: Orang Eropa Pernah Gemar Mengonsumsi Hewan Pengerat
Penyintas ini sudah hampir tiga tahun menerima donor sel punca tersebut. Namun kini ia sudah 18 bulan terlepas dari keharusan untuk mengonsumsi obat antiretroviral, obat yang berfungsi untuk meningkatkan sistem imun tubuh.
"Tidak ada virus di sana yang bisa kami ukur. Kami tidak dapat mendeteksi apa pun," ungkap Ravindra Gupta, ahli biologi HIV yang juga berperan sebagai ahli perawat pria tersebut, seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (5/3/2019).
Sementara itu, kabar baik tersebut bagi para dokter bukanlah menjadi kabar bahwa obat HIV telah ditemukan.
Sebelumnya, pasien tersebut tertular HIV pada tahun 2003 dan menderita kanker darah limfoma Hodgkin beberapa tahun berikutnya. Pada tahun 2016, dokter pun memutuskan untuk mencari donor transplantasi.
"Ini benar-benar menjadi kesempatan terakhirnya untuk bertahan hidup", ucap Gupta dikutip dari Reuters, Selasa (5/3/2019).
Namun hal ini bukan berarti tanpa risiko. Proses transplantasi memang berjalan lancar, tapi pria tersebut harus menanggung efek samping "cangkok vs tuan rumah", kondisi ketika sel-sel kekebalan donor menyerang sel kekebalan penerimanya.
Bukan satu-satunya
"Pria London" ini bukanlah satu-satunya orang yang berhasil bersih dari virus HIV. Sebelumnya seorang pria Amerika bernama Timothy Brown juga terbebas pada tahun 2007 di Jerman. Brown kemudian mendapatkan nama baru, "Pria Jerman".
Source | : | Kompas.com,The Guardian,Reuters |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR