Nationalgeographic.co.id - Saat Lebaran tiba, orangtua biasanya akan berkunjung atau dikunjungi oleh orang-orang yang mungkin asing bagi anak mereka.
Tak jarang, anak ketakutan saat bertemu dengan orang-orang ‘asing’ tersebut.
Sebenarnya, wajar bila anak merasa takut saat melihat atau bertemu orang asing atau orang yang baru pertama kali dikenal.
Sebab, seiring kemampuan kognitif yang meningkat, ia mampu membedakan mana wajah yang dikenal dan mana yang belum dikenal.
Baca Juga: Kerap Alami Perang Antaragama dan Etnis, Anak-anak Pakistan Diajarkan Toleransi Lewat Boneka
Pada orang yang dikenal, si kecil sudah menumbuhkan rasa percaya dan nyaman. Sebaliknya, pada yang belum dikenal, mungkin ia menilai sebagai “ancaman”.
Apalagi bila nada suara atau intonasi orang itu terkesan keras atau lantang sehingga cukup mengagetkannya.
Alhasil, ia langsung menangis bahkan menjerit.
Apa solusinya jika anak takut pada orang asing?
1. Perlahan orangtua kenalkan sosok yang belum dikenal itu kepada si kecil. Katakan siapa namanya dan siapa dia.
2. Minta sosok yang belum dikenalnya itu menunjukkan wajah yang ramah tersenyum dan intonasi suara yang lembut sehingga si kecil merasa nyaman.
3. Ajak si kecil ke lingkungan atau suasana baru yang banyak orang sehingga menambah pengalamannya bertemu dengan orang asing atau orang yang belum dikenalnya.
Ada masanya pula si batita berusaha menjaga jarak ketika wajah atau sosok seseorang yang tak dikenal mendekatinya.
Hal ini wajar saja, karena menurut beberapa pakar perkembangan anak, rasa takut pada orang asing merupakan bagian dari perkembangan anak.
Rasa takut pada orang asing ini mencapai puncaknya ketika anak berusia 12—15 bulan.
Umumnya karena pola asuh orangtua dimana terlalu melindungi atau overprotektif terhadap anak sehingga membuat anak cenderung lebih takut pada orang lain.
Baca Juga: Alasan Psikopat Tak Bisa Mencintai Siapa pun, Termasuk Anaknya Sendiri
Solusinya:
1. Jelaskan bahwa orang yang mendekatinya itu bukan ancaman. Kenalkan sosok asing tersebut padanya.
Misalnya dengan mengatakan, ”Nak, ini Om Hary, teman Ayah di kantor.”
2. Tak perlu dipaksakan untuk langsung akrab dengan sosok baru yang dikenalnya.
Pahami rasa takut yang muncul sebelumnya dan ciptakan suasana yang nyaman dengan mendampinginya.
3. Seiring waktu, si batita akan merasa nyaman pula dengan sosok yang baru dikenalnya dan ia merasa baik-baik saja.
Ia pun akan berani dan mau berinteraksi dengan orang asing tersebut.
4. Sering-sering mengajak si kecil berinteraksi dengan orang lain, melakukan kegiatan bersama dengan orang lain, baik itu teman, tetangga, maupun saudara/kerabat.
5. Hindari “mengancam” atau menakut-nakuti si kecil. Misalnya, “Awas, jangan deket-deket sama orang yang belum kamu kenal.
Nanti diculik!” Hal tersebut justru dapat membuat anak takut dengan orang asing karena merasa tak percaya.
Ternyata, penyebab anak takut pada orang asing sebagian dari diri kita sendiri, ya!
Baca Juga: Saat Anak Menjadi Pelaku Bullying, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?
Narasumber:
* Karina Restu Dwi Utami, SPsi
* Monica Sulistiawati, MPsi., Psi., CHt., Personal Growth Jakarta
* dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ, Psikiater anak dan remaja dari RS Soeharto Heerdjan, Jakarta, dan pendiri Talenta Center, Bekasi
Membedah Target Ambisius Mozambik Memaksimalkan Potensi 'Blue Carbon' Pesisirnya
Source | : | Tabloid Nakita,Intisari |
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR