Nationalgeographic.co.id - Menurut para peneliti, beberapa orang masih memilih buku fisik dibanding e–book.
Setelah mempelajari partisipan pada semua kelompok umur, para peneliti menemukan fakta bahwa mereka tidak memiliki ikatan emosi atau ‘rasa kepemilikan’ terhadap e-book.
Studi dari University of Arizona ini menunjukkan, konsumen dari berbagai kelompok umur melihat kepemilikan e-book sangat berbeda dari buku fisik.
Beberapa di antaranya mengatakan, mereka merasa lebih terikat dengan buku fisik. Terutama pada suara lembaran buku saat dibalik, dan wanginya yang khas.
Baca Juga: Hoaks Masih Laku di Pasaran, Berikut 4 Ciri Hoaks Menurut Kominfo
Pada studi yang dipublikasikan di jurnal Electronic Markets, para peneliti mengumpulkan empat kelompok dari tiga generasi. Satu kelompok berisi partisipan dari generasi Baby Boomers, satu kelompok generasi X, dan dua kelompok milenial.
Kelompok milenial terbagi dua antara mahasiswa dengan usia yang lebih tua.
“Dalam konteks produk digital, kami rasa penting untuk meneliti bagaimana orang-orang mengambil alih sesuatu yang sebenarnya tidak ada di sana–hanya berupa file di gawai. Itu lebih seperti konsep, bukan barang,” kata Sabrina Helm, pemimpin peneliti.
“Salah satu hasil studi kami: buku digital dan fisik adalah kedua produk yang berbeda. E-book lebih seperti pengalaman layanan. Secara keseluruhan, mereka lebih menawarkan pengalaman yang lebih efisien dan fungsional.”
“Sementara dengan buku fisik, Anda akan merasa kaya saat memilikinya karena semua indra terlibat. Mereka adalah produk spesial dan lebih memberikan arti bagi pemiliknya.”
Baca Juga: Trauma Pascakecelakaan Lalu Lintas, Ini yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasinya
Para partisipan, mengatakan, ada keterbatasan dari e-book karena mereka tidak memiliki kontrol penuh atas produk tersebut. Contohnya, mereka tidak dapat menyalin e-book ke perangkat lain. Atau memberikannya kepada teman secara langsung.
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR