Saat musim kemarau, suhu yang ada pada siang hari panas terik, ketika malam maka gelombang panas tersebut dilepas di atmosfer sehingga suhu bisa lebih dingin ketika pagi.
Kedua ia menyebut, penyebabnya terjadi karena gunung Gede berada di daerah elevasi tinggi atau kawasan pegunungan.
“Udara kalau muncul dari lembah, nantinya semakin naik, maka suhunya akan semakin turun karena proses di atmosfer,” terangnya.
Baca Juga: Fenomena Matahari Tepat di Atas Kakbah, Waktu yang Tepat Buat Koreksi Arah Kiblat
Faktor yang ketiga, ia menyampaikan, saat ini masih terdapat udara dingin kiriman dari Australia. "Kalau dilihat di Jawa saat ini, masih kuat angin dari selatan, berbeda dengan di wilayah Sumatera yang umumnya memuat angin dari Asia," ujar Indra lagi.
Kombinasi ketiga hal tersebut menyebabkan kenapa udara dingin khususnya daerah Jawa dengan ketinggian di atas 2.500 mdpl berisiko timbul embun salju.
Terkait adanya embun es di Gunung Gede ini, Indra menghimbau agar para pendaki yang hendak kesana untuk lebih mewaspadai masalah dehidrasi.
Baca Juga: Ketika Sungai Memiliki Lima Warna, Fenomena Alam di Cano Cristales
“Kalau sekarang dari embun tak membahayakan, tapi ya diliat dari kekeringannya, perlu diwaspadai, suhu tinggi di siang hari, bisa dehidrasi,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan, karena kecenderungan hawa yang kering dan banyaknya lahan yang kering karena musim kemarau ia menghimbau kepada para pendaki untuk berhati-hati terhadap risiko kebakaran.
Sementara untuk suhu dingin ia menyampaikan, suhu dingin akan terjadi pada malam dan dini hari sehingga tetep diperlukan jaket dan sarung tangan.
“Kalau untuk dingin hanya malam dan dini hari. Makanya salju terlihat dini hari, siang menghilang karna kenaikan suhu dan binaran matahari,” pungkasnya.
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR