Nationalgeographic.co.id - Lethologica berasal dari bahasa Yunani klasik, yakni lethe (pelupa) dan logo (kata). Jika digabungkan, akan mengarah pada makna ‘melupakan suatu kata’. Psikolog mengartikannya sebagai ketidakmampuan otak untuk mengambil informasi dari ingatan yang tersimpan.
‘Fenomena di ujung lidah’ adalah nama lain untuk kondisi ini. Pasalnya, kata-kata yang dilupakan sempat tebersit di otak, namun tidak kunjung terucap di bibir.
Saat terjadi, ada yang sibuk menemukan kata yang kelupaan. Ada pula yang memilih kata alternatif untuk mengisi kekosongan ketimbang menyibukkan diri mencari kata yang terlupakan itu.
Baca Juga: Mengapa Pecandu Sulit Berhenti Memakai Narkoba? Ini Penjelasannya
Sebenarnya lethologica sudah dikenal sejak abad ke-20. Pencetusnya adalah psikolog bernama Carl Jung. Namun, catatan mengenai fenomena di ujung lidah ini dalam Kamus Kedokteran Amerika tercatat pada tahun 1915.
Terlepas dari itu, istilah lethological memberi gambaran mengenai bagaimana otak bekerja dalam mengolah memori saat seseorang sedang berbicara.
Otak tidak bekerja seperti komputer yang bisa menyimpan data dengan mudah lalu memunculkan kembali data tersebut dengan menekan suatu tombol. Cara kerja otak sangat kompleks, bahkan masih menjadi misteri karena tidak terpecahkan sepenuhnya.
Meskipun begitu, periset meyakini bahwa lethologica adalah kondisi yang tidak perlu dikhawatirkan. Kondisi ini terjadi karena fungsi otak dalam menyimpan memori dan membuka kembali memori tersebut mengalami kesalahan.
Menurut University of Queensland, tidak semua memori disimpan dalam satu bagian otak yang sama. Terdapat beberapa bagian otak yang berfungsi sebagai ruang penyimpanan memori, yakni hippocampus, neocortex, amygdala, bangsal ganglia, dan cerebellum.
Di antara banyaknya bagian otak, yang berkaitan dengan pengolahan bahasa adalah neocortex, yakni lembaran jaringan saraf berkerut yang membentuk permukaan luar otak.
Periset mengungkapkan bahwa yang menyebabkan lethologica mungkin saja karena kelelahan otak bagian neocortex. Otak yang terus bekerja, memiliki risiko melakukan kesalahan dalam menyampaikan sinyal suatu informasi. Akibatnya, seseorang bisa lupa dengan suatu kata saat berbicara.
Namun, bisa juga menandakan bahwa fungsi otak bagian neocortex Anda cukup lemah sehingga kondisi ini rentan terjadi.
Fenomena ujung lidah normal terjadi, tapi bisa menjadi gangguan karena menghambat komunikasi satu orang dengan yang lainnya. Kepercayaan diri juga bisa turun ketika Anda harus presentasi atau menyampaikan pendapat karena bicara yang terbata-bata.
Lethologica sendiri merupakan kesalahan alami pada sistem kerja otak. Itu sebabnya, tidak ada cara khusus untuk mencegah terjadinya fenomena alami ini.
Namun, sebisa mungkin Anda perlu meluangkan waktu untuk melepas stres dan membiarkan pikiran Anda lebih tenang.
Baca Juga: Mengapa Semakin Sulit Mempelajari Bahasa Asing Saat Sudah Dewasa?
Meski membuat Anda terbata-bata dalam berbicara, kondisi ini justru dapat menjadi latihan bagi otak. Lethologica membuat otak semakin mengenal “kata” yang sering dilupakan dengan mencari jalan dan membuat kode khusus untuk mengingatnya di lain waktu.
Cara terbaik untuk mengatasi lethologica adalah mengalihkan otak pada kata lain yang sepadan. Dengan begitu, Anda tidak terpaku dalam diam memikirkan kata yang hilang dari otak Anda. Ini membantu Anda berbicara tetap lancar.
Perbanyak untuk membaca buku, mengulang kata yang sering dilupakan, supaya ingatan Anda pada kata-kata itu jadi lebih tajam.
Artikel ini pernah tayang di Hellosehat.com dengan judul "Kenali Lethologica, Fenomena Saat Anda Sulit Mengingat Suatu Kata Saat Berbicara". Penulis: Aprinda Puji.
Source | : | Hellosehat.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR