Nationalgeographic.co.id – Apakah Anda sering merasakan mata berkedut? Shameema Sikder, dokter mata dari Johns Hopkins University School of Medicine, memiliki penjelasan simpel apa yang menjadi penyebab mata berkedut.
“Itu seperti apa yang dikatakan orang-orang ketika menjadi dewasa: kurang tidur, mata kering, lebih sering menatap layar, asupan kafein, dehidrasi, dan stres,” paparnya.
Baca Juga: Amerika Serikat Gunakan Magic Mushroom untuk Atasi Depresi
Alasan biologis yang tepat untuk mata berkedut masih menjadi misteri. Namun, yang pasti, otot mata yang biasanya mengalami kejang adalah orbicularis oculi–ia bertanggung jawab untuk proses membuka dan menutup kelopak mata.
Menurut Sikder, jika kedutan terjadi, ada sesuatu yang ‘macet’ tanpa disadari. Pada beberapa kasus, kedutan yang Anda alami bisa terlihat oleh orang lain.
Tanda bahaya?
Rudrani Banik, dokter mata di Mount Sinai School of Medicine, telah mempelajari mata berkedut pada 15 pasien selama bertahun-tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa kedutan yang mereka alami, rata-rata berlangsung selama tujuh tahun.
Studi Banik tersebut, mendefinisikan kedutan atau myokimia sebagai “kontraksi yang halus, berkelanjutan, dan bergelombang, di sepanjang otot”.
Tidak ada satu pun pasien Banik yang menderita kedutan, bermasalah dengan sarafnya. Namun, di beberapa kasus langka, mata berkedut bisa menjadi pertanda masalah yang lebih besar.
Perhatikan frekuensi, pola, dan durasi kedutan yang dialami. Menurut Sidker, adanya perubahan pada ketiga hal tersebut, menandakan penyakit lebih serius.
Jika otot wajah juga mulai ikut berkedut atau mengalami sakit, maka segera datangi dokter. Itu mungkin berkaitan dengan gejala saraf yang rusak atau penyakit batang otak.
Cara mengatasinya
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR