Nationalgeographic.co.id - Selayar dan Taman Nasional Taka Bonerate berada di kawasan Coral Triangle Initiative (CTI), kawasan ini merupakan habitat bagi beragam biota laut yang langka dan dilindungi serta memiliki pulau-pulau kecil yang indah.
Dengan demikian potensi terbesar Kepulauan Selayar adalah Kelautan, Perikanan dan Wisata.
Pemanfaatan potensi tersebut harus memperhatikan aspek keseimbangan antara eksploitasi untuk manfaat ekonomi dan pelestarian alam untuk manfaat jasa lingkungannya untuk penyangga kehidupan manusia dan mahluk lainnya.
Baca Juga: Kerap Jelajahi Lautan Tanpa Batas, Jejak Satwa Purba Itu Ditemukan di Sudut Taka Bonerate
Maka dari itu Kepulauan Selayar pada tahun 2015 masuk dalam jaringan Cagar Biosfer Dunia dan ditunjuk sebagai Cagar Biosfer dengan nama Cagar Biosfer Taka Bonerate - Kepulauan Selayar, dengan cakupan wilayah satu Kabupaten Kepulauan Selayar dengan zona inti Taman Nasional Taka Bonerate.
Dengan masuknya Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai jaringan Cagar Biosfer Dunia, beberapa lembaga melirik Kepulauan Selayar sebagai pusat kegiatannya. Dengan demikian Kepulauan Selayar bisa terbantu dalam memaksimalkan potensi yang dimilikinya.
Pada Senin (9/12/2019) tim Blue Communities - CSERM (Center Sustainable Energy and Resources Management) Universitas Nasional Jakarta memaparkan hasil kajiannya tentang "Renewable Energi" di Kepulauan Selayar dengan 4 lokasi.
Dimana diketahui energi terbarukan (renewable energy) adalah energi yang berasal dari sumber-sumber alamiah seperti sinar matahari, angin, hujan, geothermal dan biomassa.
Baca Juga: Jaga Pelestarian Laut Taka Bonerate, Pengelola Kawasan Lindung Ini Bergandeng Tangan dengan Nelayan
Menurut data, tahun 2006 sekitar 18% konsumsi energi dunia berasal dari sumber-sumber energi terbarukan dan jumlah ini cenderung meningkat terus dari tahun ke tahun. Begitupun sumber energi alamiah yang dimiliki Selayar dan berpotensi dikembangkan.
"Kegiatan ini dijalankan tahun 2019 dengan ada 4 site yang datanya kami kumpulkan, yaitu Selayar, Tambolongan, Polassi dan Rajuni." kata Dr. Radisti Praptiwi memulai memaparkan hasil kajian di depan pejabat struktural, fungsional Balai TN Taka Bonerate.
Dalam kajian kegiatan ini ada 4 orientasi kajian potensi, yaitu potensi Angin, Arus, Pasang Surut, Panas Matahari.
"Hasil kajian kami, potensi panas matahari untuk sel solar listrik sangat tinggi, merata dari daratan sampai ke pulau-pulau dengan panas tertinggi pada jam 10 sampai jam 2 siang" jelas Dr. Radisti Praptiwi sambil menampilkan data "daily solar irradiance"
Selain memaparkan data-data, CSERM UNAS juga merekomendasikan beberapa langkah untuk fokus pengembangan untuk optimasipembangkit listrik tenaga surya yang sudah ada seperti meningkatkan "skill" masyarakat, pengembangan yang ditujukan untuk memfasilitasi sistem desalinasi, ekowisata, dan produksi es untuk kegiatan perikanan.
Baca Juga: Bersama Ciptakan Kebaikan Untuk Bumi, Kolaborasi untuk Atasi Masalah Sampah di Indonesia
Disamping itu ada peluang pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi terbarukan. Kemudian solusi pengelolaan sampah salah satunya adalah melalui skema "Waste to Wealth"
Tim Blue Communities diterima oleh Raduan yang mewakili kepala balai sekaligus sebagai moderator pertemuan ini.
"Balai menyambut baik, saya mewakili Kepala Balai mengucapkan banyak terima kasih, ini adalah data informasi yang bermanfaat bagi kami" Ucap Raduan
Dengan adanya kajian ini, Selayar tidak hanya mempunyai potensi keindahan alam dan kelautan, perikanan saja yang kaya namun juga memiliki potensi "Marine Energi"
Setelah pemaparan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Kemudian ditutup dengan foto bersama didepan banner Dirjen KSDAE KemenLHK "10 Cara Baru Kelola Kawasan Konservasi". (Sumber: Asri - PEH Penyelia Balai TN Taka Bonerate)
Penulis | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR