“Adat minum jamu sepertinya kurang di sini. Tapi di kota-kota mulai banyak orang minum jamu lagi to ya. Jadi ya tetap optimis usaha jamu ini tetap ada,”ujar Rudi merespon pertanyaan saya soal keberlangsungan usaha jamunya.
“Ada Mulia yang belajar farmasi, harapan saya,”ujar bapak dua anak, Mulia dan Gloria Fortuna.
Mulia telah selesai melakukan sembahyang untuk leluhur, ia kemudian duduk di hadapan saya. Matanya berbinar saat mengisahkan pengalamannya bergelut dengan usaha jamu warisan nenek leluhurnya. Lulusan sarjana farmasi ini pun memiliki idealisme untuk mengembangkan usaha jamu keluarga.
Baca Juga: Kegelisahan Pecinan Semarang Ketika Menghadapi Geger Dipanagara
“Mengembangkan usaha jamu ya bisnis. Bisnis iya, tapi tetap menjaga warisan leluhur, warisan leluhur bangsa Indonesia. Jamu ini warisan budaya Indonesia,” tegas Mulia lulusan Universitas Sanata Dharma tahun 2019. Mulia mengaku akan mencari pengalaman dan wawasan mengenai studi yang dipelajarinya semasa duduk di bangku kuliah sebelum membantu orang tuanya meneruskan usaha warisan Nyah Marie. Menurutnya, keinginannya melestarikan keberadaan jamu tradisional harus dibarengi usaha mencari wawasan yang luas terkait jamu dan pengembangannya.
“Melestarikan budaya Tionghoa di Indonesia tidak berarti menduakan kecintaan terhadap Indonesia. Menjaga budaya Tionghoa di Indonesia justru akan memberikan sumbangsih kekayaan budaya bagi Indonesia,” pungkasnya menekankan bahwa usaha jamu tradisional keluarganya merupakan tradisi nenek moyang di tanah Jawa.
Di Jawa Tengah, saya mendapati bahwa rumah jamu tradisional digawangi oleh masyakarta Jawa dan Cina Jawa secara konsisten. Beberapa dari rumah jamu tradisional pun mengalami transformasi menjadi produsen jamu besar dengan peralatan produksi lebih modern dan memiliki jangkauan pasar lebih luas. Sebut saja perusahaan jamu Sidomuncul yang berawal dari jamu rumahan kemudian menjadi industri jamu yang berkualitas.
Geliat konsep hidup sehat dan kembali ke alam tempaknya akan membawa dampak positif terhadap perkembangan usaha jamu di Indonesia. Semoga produsen jamu rumahan tetap bertahan menghasilkan ramuan berkualitas untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat di daerah.
Penulis | : | Agni Malagina |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR