Nationalgeographic.co.id – Sepasang paus beluga, bernama Little Grey dan Little White, menikmati rasa lautan untuk pertama kalinya sejak 2011. Ini berkat proyek relokasi yang diperjuangkan selama bertahun-tahun.
Setelah ditangkap pada usia muda di lepas pantai Rusia dan menghabiskan waktu sebagai tawanan di akuarium Tiongkok, kedua paus beluga ini akhirnya mendapatkan kebebasan. Mereka kini tinggal di suaka perlindungan di Teluk Klettsvik, Islandia, dilansir dari CNN.
“Ini merupakan perjalanan panjang bagi Little Grey dan Little White. Prosesnya tidak mudah, tapi ini hasil kerja dan cinta kami,” kata Audrey Padgett, manajer Beluga Whale Sanctuary.
Baca Juga: Krisis Iklim, Es di Arktika Terancam Menghilang Pada 2035
Pada 2011, Little Grey dan Little White dipindahkan dari pusat penelitian di Russia ke Changfeng Ocean World di Shanghai. Tahun selanjutnya, akuarium dibeli oleh Merlin Entertainments, sebuah perusahaan yang menentang penangkaran paus dan lumba-lumba, Dari sana lah, muncul ide mengembalikan paus beluga ke lautan.
Padgett mengatakan, rumah baru kedua paus beluga ini “lebih besar, alami, dan memiliki banyak keuntungan”.
Meskipun Padgett tidak terlibat langsung dalam proses pemindahan paus dari Tiongkok, tapi ia mengatakan bahwa itu bukan hal yang mudah. Beluga ini memiliki berat masing-masing lebih dari satu ton dan mengonsumsi sekitar 110 pounds ikan per hari.
Operasi pemindahan tersebut melibatkan peralatan yang dirancang khusus, dokter hewan, banyak air dan es untuk menyirami mereka.
Sesampainya di Islandia, Little Grey dan Little White, ditempatkan di fasilitas perawatan dengan kolam karantina selama beberapa bulan. Ini dilakukan agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan Islandia yang lebih dingin.
Meskipun perjalanan dari fasilitas perawatan ke habitatnya lebih singkat daripada dari Tiongkok, tapi pandemi COVID-19 membuatnya rumit.
“Kami sudah berada di lokasi yang cukup terpencil di sini di Islandia. Ini memengaruhi kemampuan kami untuk mendapatkan ahli yang dapat membantu proses pemindahan dan juga kebutuhan hidup. Kami membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya untuk melakukan sesuatu,” terang Padgett.
Source | : | CNN |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR