“Kalau ikut komunitas gini kita bisa kumpul sesama penyandang (disabilitas), senasib sepenanggungan. Bisa bareng-bareng bertahan hidup,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, melalui pertemanan di dalam Yayasan Garuda Rinjani dirinya memperoleh kesempatan untuk memperoleh pekerjaan. Melalui Sunardi, Nikmah memperoleh kesempatan bekerja sebagai tenaga kebersihan.
“Saya dulu susah sekali cari kerja dengan kondisi kaya begini. Hidup hanya bergantung pada santunan saja. Kemudian ada komunitas ini,” kata Nikmah.
Sempat terkendala gempa bumi dan pandemi
Namun, perjalanan Sunardi menggerakkan Yayasan Garuda Rinjani tidak selalu mulus. Kegiatan mereka sempat terhenti ketika Lombok dilanda gempa bumi pada tahun 2018. Kegiatan sempat terhenti dan produktivitas anggota yayasan menurun.
Baca Juga: Kerangka Berusia Seribu Tahun Representasikan Korban Tsunami Tanzania
Namun, berkah tak terduga datang. Pada tahun tersebut Yayasan Garuda Rinjani memperoleh bantuan modal dari Pertamina.
Bantuan tersebut diberikan melalui PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Ampenan sebagai bagian aksi corporate social responsibility (CSR) bagi masyarakat di sekitar area kerjanya.
Program CSR ini dilakukan demi mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), yakni pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak, serta berkurangnya kesenjangan khususnya bagi para penyandang disabilitas.
Namun, kini masalah baru muncul lagi, yakni pandemi Covid-19. Melihat ini, Pertamina pun kembali memberikan bantuan yang berfokus pada sarana dan prasarana. Selain itu, Pertamina juga membantu pemasaran alat-alat kebersihan yang dihasilkan oleh yayasan.
Baca Juga: Bawang Goreng hingga Tanaman Hidroponik Jadi Nyawa Kedua Petani Indramayu
Yunita Murniati dari PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Ampenan mengungkapkan, sekretariat ini akan digunakan sebagai rumah produksi untuk membantu ekonomi para penyandang disabilitas di Mataram.
“Berikutnya kami akan fokus membantu memasarkan produk buatan Kelompok Usaha Bersama Garuda Rinjani ini, mungkin dengan cara membuat branding dan media sosial,” jelas Yunita.
Di tengah pandemi, pondok kecil Yayasan Garuda Rinjani tidak hanya menjadi tempat bagi para penyandang disabilitas berkarya. Warga sekitar yang ekonominya terhenti akibat pandemi pun ikut serta membuat alat-alat kebersihan di sana dan memasarkannya sebagai sumber penghasilan.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR