Nationalgeographic.co.id - Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang masih bergulir hingga saat ini telah memberikan dampak besar di berbagai sektor.
Tidak hanya sektor kesehatan, sektor lain seperti ekonomi, sosial, dan lingkungan juga menerima dampak serius akibat pandemi ini.
Dari segi ekonomi, banyak negara di dunia mengalami siklus resesi yang ditandai dengan penurunan secara signifikan pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal secara berturut-turut.
Kondisi tersebut terjadi lantaran penyokong produk domestik bruto (PDB) anjlok, seperti industri terkontraksi dalam periode panjang, peningkatan pengangguran, penurunan penghasilan, serta penurunan penjualan grosir dan ritel.
Dari segi lingkungan, Covid-19 bisa diibaratkan sebagai pisau bermata dua yang punya sisi negatif dan positif.
Baca Juga: Manusia Berisiko Tularkan COVID-19 ke Hewan, Perlu Jaga Jarak
Untuk sisi positif, tingkat polusi udara sempat mengalami penurunan saat negara-negara memberlakukan kebijakan lockdown atau pembatasan sosial.
Catatan dari Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) pada Maret 2020 menyebut, selama masa pandemi, terdapat penurunan gas polutan nitrogen dioksida sebesar 40 persen jika dibandingkan pada 2019.
Temuan dari European Space Agency (ESA) juga mendukung pernyataan CREA dengan menyebut ada penurunan tingkat gas polutan udara selama Maret 2020 di sejumlah kota besar, seperti Beijing, Paris, Madrid, dan Roma.
Untuk sisi negatif, pandemi Covid-19 memicu peningkatan pencemaran lingkungan laut dari limbah plastik bekas alat pelindung diri (APD).
Berdasarkan laporan dari South China Morning Post, pada Sabtu (9/8/2020), semenjak Covid-19 mewabah, krisis sampah plastik kian bergejolak. Hal ini ditandai dengan banyaknya sampah medis sekali pakai di laut.
Baca Juga: Pandemi COVID-19, Sampah Masker dan APD Banyak Ditemukan di Pantai
Penulis | : | Sheila Respati |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR