Nationalgeographic.co.id—Hari ini, 164 tahun lalu, lahir seorang anak laki-laki yang diberi nama lengkap Robert Stephenson Smyth Baden-Powell. Lelaki kelahiran Paddington, London, pada 22 Februari 1857 itu kelak akan dikenal sebagai Bapak Pramuka Dunia. Kegiatan kepanduan atau kepramukaan ini tak lepas dari Riwayat masa kecilnya yang suka berpetualang.
Dikutip dari laman resmi Scout, Baden Powell adalah anak ke-8 dari 10 bersaudara. Ayahnya bernama Baden adalah profesor di Oxford University, sedangkan ibunya memiliki nama Henrietta Powell.
Ayah Baden Powell meninggal ketika ia masih berusia tiga tahun sehingga keluarganya harus menghadapi kehidupan yang lebih sulit. Baden Powell pertama kali mendapatkan pendidikan dari ibunya sebelum akhirnya mengenyam pendidikan di Rose Hill School.
Dari Rose Hill School ia kemudian mendapatkan beasiswa ke Charterhouse School. Baden Powell selalu ingin mempelajari keahlian baru. Selama berada di Charterhouse, dia mengeksploitasi minatnya dalam seni kepanduan dan kerajinan kayu.
Baca Juga: Label Bimbingan Orang Tua: Keprihatinan Ibu pada Gaya Musik Rok
Baden Powell biasa pergi bersembunyi dari guru-gurunya dengan pergi hutan di sekitar sekolah untuk berpetualang dan berburu kelinci untuk dimasak. Ketika memasak, dia berhati-hati supaya keberadaannya tidak diketahui melalui asap masakannya.
Ketika masa liburan, Baden Powell selalu berpetualang bersama beberapa saudara laki-lakinya. Pada satu saat, mereka berekspedisi dengan sebuah kapal di pesisir selatan Inggris. Di masa liburan lain, mereka menyusuri Sungai Thames dengan menggunakan kano. Di semua petualangan ini, Baden Powell mempelajari seni dan kerajinan yang akhirnya akan berguna di kehidupan profesionalnya.
Pada tahun 1876, Baden-Powell pergi ke India sebagai seorang tentara muda dengan spesialisasi pengintaian, pembuatan pet,a dan pemeriksaan. Dia kemudian diminta melatih para tentara lainnya.
Metode Baden Powell pada saat itu dianggap tidak biasa; unit-unit kecil atau tim-tim patroli ditugaskan bekerja sama di bawah satu pemimpin, dan memberikan penghargaan khusus bagi mereka yang melakukan tugasnya dengan baik. Penghargaan khusus yang ia berikan adalah berupa lencana yang mirip dengan rancangan tradisional kompas dengan jarum menunjuk utara. Lencana Pramuka universal saat ini memiliki model yang sama dengan itu.
Baca Juga: Menerka Gagasan Giuseppe Racina, Sang Arsitek Mausoleum Khouw Oen Giok
Baden Powell sempat ditugaskan di Balkan, Afrika Selatan, dan Malta. Dia kembali ke Afrika untuk membantu mempertahankan Kota Mafeking selama masa pengepungan 217 hari di awal terjadinya Perang Boer. Pada saat itu, keahlian pengintaian Baden Powell sangatlah diuji.
Para tentara muda yang sangat berani dan memiliki banyak daya akal di medan perang memberikan kesan yang mendalam baginya. Sebaliknya, apa yang sudah dia lakukan di Inggris juga meninggalkan kesan yang abadi.
Baden Powell kembali ke Inggris pada tahun 1903 dan mendapati dirinya telah dianggap sebagai pahlawan nasional. Dia juga melihat bagaimana buku panduan yang ia tulis untuk para tentara ("Aids to Scouting" atau “Bantuan untuk Kepanduan”) telah digunakan oleh para pemimpin pemuda dan para guru di Inggris untuk mengajarkan pengamatan dan kerajinan kayu.
Baden Powell kemudian mulai menulis ulang buku “Bantuan untuk Kepanduan” untuk pembaca dengan usia lebih muda. Pada tahun 1907, dia mengadakan perkemahan eksperimental di Pulau Brownsea di Dorset untuk mengujicobakan ide-idenya. Di perkemahan ini, dia berhasil mengumpulkan 22 anak laki-laki, beberapa di antaranya datang dari sekolah swasta dan yang lainnya datang dari golongan kelas pekerja. Inilah yang kemudian dianggap sebagai awal mula Gerakan Kepanduan atau Pramuka.
Baca Juga: Marie Thomas dan Anna Warouw, Si 'Kembar' Pelopor Dokter Perempuan di Indonesia
“Kepanduan untuk Anak Laki-Laki” dipublikasikan pada tahun 1908 setiap dua minggu sekali dalam enam bagian. Sejak itu muncullah beberapa kelompok Patroli Pramuka yang terdiri dari sejumlah anak laki-laki yang ingin mencoba ide-ide dalam buku tersebut. Yang awalnya hanya merupakan alat bantu pelatihan untuk milier akhirnya justru menjadi buku panduan bagi gerakan baru yang mendunia. Buku “Kepanduan untuk Anak Laki-Laki” sampai saat ini telah diterjemahkan ke semua bahasa utama di dunia.
Kelompok Pramuka mulai bermunculan di beberapa negara. Pada bulan September 1908, Baden-Powell harus mendirikan sebuah kantor untuk menangani banyak pertanyaan yang diterimanya. Gerakan Pramuka tersebar dengan cepat di seluruh dunia.
Baden Powell pensiun dari kemiliteran pada tahun 1910, pada usia 53 tahun, sesuai saran Raja Edward VII yang memberitahukan bahwa dirinya akan lebih melayani negaranya dengan Gerakan Pramuka apabila dia sudah tidak berada dalam kemiliteran. Dia kemudian mencurahkan segenap antusiasme dan energinya untuk mengembangkan Boy Scouting dan Girl Guiding. Dia bepergian ke seluruh dunia untuk mendorong pertumbuhan dan memberikan inspirasi.
Pada tahun 1912, Baden Powell menikahi Olave Soames (kelahiran 22 Februari 1889) yang terus mendampingi dan memberikan bantuan serta sangat terlibat dalam Boy Scouting dan Girl Guiding. Mereka memiliki tiga orang anak bernama Peter, Heather, dan Betty.
Baca Juga: Marie Thomas, Dokter Wanita Indonesia Pertama yang Kini Jarang Dikenal
Jambore Kepanduan Dunia atau Jambore Pramuka Dunia pertama kali diadakan di Olympia, London, pada tahun 1920. Pada saat acara penutupan, Baden Powell dipilih dengan suara bulat sebagai Pimpinan Pramuka Dunia.
Semasa hidupnya baden Powell sudah menulis kurang lebih 32 buku. Dia menerima gelar kehormatan dari enam universitas, 28 penghargaan asing, serta 19 penghargaan Pramuka dari seluruh dunia.
Pada tahun 1938, Baden Powell jatuh sakit dan memutuskan untuk kembali ke Afrika yang memiliki arti mendalam untuk hidupnya. Dia memutuskan untuk memasuki masa semi-pensiun di Nyeri, Kenya, tapi masih terus aktif menulis soal Kepramukaan.
Baca Juga: Riset: Pandemi COVID-19 Memang Membuat Langit Jadi Lebih Bersih
Pada tanggal 8 Januari 1941, pada usia 83 tahun, Baden Powell meninggal dunia. Tempat peristirahatan terakhirnya adalah sebuah makam kecil di Nyeri dengan pemandangan Gunung Kenya. Di batu nisannya tertulis “Robert Baden-Powell, Pimpinan Pramuka Dunia” dan dikelilingi oleh lencana Boy Scout dan Girl Guide.
Baden Powell sudah menyiapkan pesan perpisahan untuk para anggota Pramuka yang dipublikasikan setelah kepergiannya. Nasihatnya berisi: “selalu cobalah (yang terbaik) sehingga ketika tiba waktunya, dunia yang kita tinggalkan telah menjadi lebih baik daripada ketika kita dilahirkan.”
Sejak 1961, hari lahir Baden Powell, yakni tiap 22 Februari, resmi diperingati sebagai Hari Pramuka Internasional. Secara kebetulan, itu juga merupakan tanggal lahir Lady Olave yang sepeninggal Baden Powell terus melanjutkan pekerjaan sang suami dalam mempromosikan Kepramukaan untuk pemuda dan pemudi ke seluruh dunia. Hal itu itu Lady Olave lakukan sampai ia meninggal dunia pada tahun 1977. Lady Olave kemudian dimakamkan di sebelah makam Baden Powell di Nyeri, Kenya.
Peneliti BRIN dan Inggris Berkolaborasi Mengatasi Permasalahan Sampah Plastik di Indonesia
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR