Nationalgeographic.co.id—Seorang remaja perempuan di Inggris memiliki kebiasaan kompulsif memakan rambutnya sendiri. Akibat kebiasaannya ini, rambut tebal menggumpal dalam perutnya dan akhirnya perutnya itu terpaksa harus dibedah.
Rambut tebal itu menggumpal menjadi seperti bola. Bentuknya oval dan panjangnya hingga 11 inci (48 sentimeter). Kasus langka ini telah ditangani dan laporan mengenai kasus ini telah diterbitkan di jurnal BMJ Case Reports pada 9 Februari 2021.
Kejadian ini diketahui bermula saat remaja perempuan berusia 17 tahun itu pergi ke rumah sakit, seperti dilansir Live Science. Sebelumnya ia sempat jatuh pingsan dua kali. Akibatnya, kulit kepalanya jadi memar.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Cara Komunikasi Lewat Mimpi dengan Orang yang Tidur
Tim dokter di rumah sakit kemudian memeriksa kondisi gadis itu. Selama pemeriksaan menyeluruh mereka melihat adanya massa padat di dalam perut bagian atas remaja perempuan itu.
Sebelumnya, kepada tim dokter, remaja itu mengatakan bahwa dia mengalami sakit perut yang terus-menerus selama lima bulan terakhir. Dan selama dua minggu sebelum kunjungannya ke rumah sakit, rasa sakit perut itu semakin memburuk.
Pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT) pada perut gadis itu menunjukkan "perut yang sangat buncit" dengan massa besar di dalamnya, dan robekan di dinding perut, tulis para peneliti dari Queen's Medical Center di Nottingham di Inggris ke dalam jurnal.
Remaja itu kemudian didiagnosis mengidap sindrom Rapunzel. Sindrom Rapunzel adalah kondisi medis yang sangat langka di mana rambut yang dimakan seseorang menjadi kusut, menggumpal, dan terperangkap di perutnya. Hal ini menyebabkan terbentuknya trichobezoar (bola rambut) yang memiliki ekor panjang yang memanjang ke bagian usus kecil di dalam perut.
Baca Juga: Jumlah Orang Hikikomori Diprediksi Meningkat Pasca Pandemi COVID-19
Remaja itu akhirnya terpaksa harus menjalani operasi bedah agar dokter bisa menghilangkan bola rambut yang begitu besar di dalam perutnya.
Manurut National Organization for Rare Disorders, antara 0,5 persen hingga 3 persen orang di dunia akan mengalami trikotilomania di beberapa titik dalam hidup mereka. Trikotilomania adalah gangguan mental di mana penderitanya memiliki dorongan tidak tertahankan untuk mencabuti rambutnya.
Sekitar 10 persen hingga 30 persen orang dengan trikotilomania juga mengidap trikofagia. Trikofagia adalah kebiasaan memakan rambut diri sendiri secara komplusif.
Di antara orang-orang dengan kedua kondisi tersebut, hanya sekitar 1 persen yang mengalami terbentuknya gumpalan massa rambut di saluran pencernaan mereka, menurut sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Pancreas. Jadi sindrom Rapunzel ini adalah sebuah kondisi medis yang sangat langka.
Baca Juga: Olah Sampah oleh Warga Pinggir Citarum, Sungai Terkotor di Dunia
Meskipun sindrom Rapunzel ini merupakan penyakit langka atau jarang ditemukan, kondisi medis ini sangatlah berbahaya karena bisa berakibat fatal. Menurut Mayo Clinic, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk penyumbatan usus dan bahkan kematian. Pada 2017, seorang gadis berusia 16 tahun di Inggris meninggal karena sindrom Rapunzel setelah bola rambut di perutnya menyebabkan infeksi yang fatal.
Dalam kasus terbaru kali ini, si remaja perempuan 17 tahun sempat dirawat di unit perawatan intensif (ICU) setelah sukses menjalani operasi. Dia mendapat pasokan makanan melalui selang makanan yang dimasukkan ke dalam usus kecilnya hingga perutnya sembuh.
Setelah dievaluasi oleh tim psikiater rumah sakit, dia kemudian menjalani "kursus pasca operasi yang lancar," dan keluar dari rumah sakit tujuh hari setelah operasi, tulis para peneliti. Satu bulan kemudian, setelah kondisi perutnya dipantau, dia tidak memiliki tanda-tanda komplikasi.
Kesehatannnya pulih dengan baik setelah dia menjalani anjuran pola makan sehat. Selain itu ia juga rutin menemui psikolog untuk menghilangkan sepenuhnya kebiasaan makan rambutnya sendiri.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR