Nationalgeographic.co.id—Jika kamu pernah memperhatikan kehidupan seekor kucing sejak ia lahir sampai dewasa, kamu mungkin akan heran dengan betapa cepatnya pertumbuhan kucing tersebut. Sepertinya baru kemarin kucing itu lahir, tapi kini ia sendiri sudah melahirkan anak kucing lainnya. Atau juga, rasanya baru kemarin ia lahir, tapi kini ia sudah tua bahkan sudah mati.
Cepatnya pertumbuhan kucing ini harus kita pahami dari sudut pandang seberapa lama sebenarnya seekor kucing bisa hidup. Pengetahuan tentang hal ini penting untuk diketahui oleh orang-orang, terutama orang tua, yang ingin membesarkan dan mengasuh kucing untuk menemani sisa hari-hari kehidupan mereka. Jangan sampai orang-orang ini kaget saat mendapati kucing yang mereka asuh ternyata mati jauh lebih cepat daripada perkiraan mereka.
BBC Science Focus mengungkapkan, angka harapan hidup seekor kucing domestik adalah sekitar 30 tahun. Namun, ini tidak berarti bahwa rata-rata kucing akan hidup selama ini.
Umur kucing yang sebenarnya sangatlah dipengaruhi oleh faktor genetika, lingkungan dan gaya hidup, serta cedera dan penyakit yang mereka alami. Namun secara umum, rata-rata seekor kucing bisa hidup hingga umur sekitar 15 tahun.
"Seperti pada manusia, kucing betina cenderung hidup lebih lama dibandingkan kucing jantan," tulis BBC Science Focus. Kucing yang telah dikebiri juga cenderung hidup lebih lama daripada kucing yang tidak dikebiri. Begitu pula kucing blasteran cenderung hidup lebih lama dibanding kucing ras murni.
Baca Juga: Mengapa Kita Lebih Peduli pada Hewan Peliharaan Daripada Sesama?
Statistik lain yang biasa digunakan dokter hewan dalam memperkirakan angka harapan hidup kucing adalah dengan melihat kebiasaan hidup dan tempat tinggal hewan tersebut.
Seperti dikutip dari PetMD, kucing yang menghabiskan banyak waktu tanpa pengawasan di luar ruangan cenderung bertahan hingga berusia sekitar 7 tahun, sedangkan kucing yang hanya berada di dalam ruangan dapat diperkirakan hidup hingga usia sekitar 14 tahun.
Source | : | Science Focus,PetMD |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR