Nationalgeographic.co.id—Sebuah tim arkeologi gabungan Prancis-Norwegia menemukan reruntuhan bangunan dan peninggalan Kristen kuno di Western Desert, Mesir. Sisa-sisa bangunan dan peninggalan ini mengungkapkan kehidupan biarawan di wilayah tersebut pada abad kelima Masehi, kata Kementerian Barang Antik Mesir akhir pekan lalu.
Misi arkeologi tersebut menemukan "beberapa bangunan yang terbuat dari basal, yang lain diukir di batuan dasar dan beberapa terbuat dari batu bata lumpur," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AFP. Lokasi penggalian arkeologi tersebut berada di situs Tal Ganoub Qasr al-Agouz di Bahariya Oasis, Mesir.
Penggalian itu merupakan bagian dari misi penggalian ketiga di situs tersebut. Kompleks bangunan Kristen kuno yang ditemukan dari tiga kali penggalian di situs tersebut tercatat cukup besar.
Kompleks ini terdiri dari "enam sektor yang berisi reruntuhan tiga gereja dan sel-sel biarawan," yang "dindingnya mengandung grafiti dan simbol dengan konotasi Koptik," ujar Osama Talaat, Kepala Purbakala Islam, Koptik, dan Yahudi di kementerian tersebut.
Baca Juga: Pabrik Bir Tertua di Dunia Ditemukan di Mesir, Pasok Kebutuhan RItual
Victor Ghica, kepala misi penggalian arkeologi ini, berkata, "19 bangunan dan sebuah gereja yang diukir di atas batuan dasar" baru ditemukan tahun lalu dalam misi penggalian ketiga. Adapun penggalian sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2009 dan 2013 menghasilkan beberapa penemuan besar lainnya termasuk tempat "produksi dan pelestarian anggur serta peternakan hewan," jelas Institut français d'archéologie orientale (IFAO) yang bertanggung jawab dalam misi penggalian tersebut.
Dinding reruntuhan gereja yang ditemukan di situs tersebut dihiasi dengan "prasasti-prasasti religius". Selain itu ada juga temuan bagian-bagian Alkitab dalam bahasa Yunani yang mengungkapkan "karakteristik kehidupan biarawan di wilayah tersebut," kata Ghica.
Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa para biarawan hadir di Mesir sejak abad kelima Masehi, tutur Ghica. Ia juga menambahkan bahwa temuan-temuan itu telah membantu memahami "perkembangan bangunan dan pembentukan komunitas monastik pertama" di wilayah Mesir tersebut.
Situs tempat penggalian itu terletak wilayah gurun barat daya ibu kota Kairo. Wilayah tersebut diyakini telah ditempati masyarakat kuno dari abad keempat hingga kedelapan, dengan kemungkinan puncak aktivitas sekitar abad kelima dan keenam, menurut IFAO.
Baca Juga: Mumi Berlidah Emas Ditemukan di Situs Mesir Kuno, Usianya 2.000 Tahun
Dalam beberapa bulan terakhir pemerintah Mesir telah mengumumkan beberapa penemuan arkeologi besar baru dengan harapan memacu sektor pariwisata mereka. Sektor ini telah mengalami banyak pukulan dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari pemberontakan tahun 2011 hingga pandemi virus corona sejak awal 2020.
Beberapa temuan yang pemerintah Mesir umumkan di tahun 2021 ini antara lain tempat pembuatan bir produksi tinggi yang diyakini berusia lebih dari 5.000 tahun. Penemuan tempat produksi massal bir kuno di sebuah situs di area selatan Mesir itu diumumkan pada Februari lalu.
Di bulan yang sama, misi tim arkeologi Mesir-Dominika yang bekerja di dekat Alexandria mengatakan telah menemukan mumi yang hidup dari sekitar 2.000 tahun lalu. Yang unik dari mumi itu adalah ia membawa jimat berlidah emas.
Sementara bulan Januari, Mesir mengungkap harta kuno yang ditemukan di situs arkeologi Saqqara di selatan Kairo, termasuk sarkofagus berusia lebih dari 3.000 tahun. Temuan ini dianggap telah "menuliskan ulang sejarah," menurut ahli Mesir Kuno Zahi Hawass.
Source | : | AFP |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR