Nationalgeographic.co.id—“Semua kembali ke usaha kita dalam hidup, Tuhan yang Esalah penentunya,” ujar Parto seusai menunaikan salat Ashar di salah satu kamar keramat dalam Klenteng Ancol.
Parto, lelaki 30-an tahun yang mengenakan busana kaus biru laut berkerah putih, merupakan juru kunci kamar keramat Embah Areli Dato Kembang dan Ibu Enneng. Banyak peziarah Klenteng Ancol yang menghantar doa untuk kedua tokoh tersebut, demikian kata Parto.
Di ruang ini, tepatnya di belakang bangunan utama, Parto menunjukkan kepada saya sebuah tongkat legendaris yang konon pernah dimiliki oleh Embah Areli. Sampai saat ini, ungkapnya, tongkat tersebut masih digunakan untuk memprediksi rejeki atau peruntungan hidup.
Klenteng Ancol yang dikenal dengan Vihara Bahtera Bhakti menyimpan banyak kisah di balik dinding bangunan yang tidak memiliki langgam, dan ciri atap khas klenteng-klenteng di Jawa.
Tempat ibadah ini dikenal juga dengan nama Klenteng Da Bo Gong atau Tua Pe Kong (bahasa Hokkian), nama lain dari Dewa Bumi Tu Di Gong, atau disebut juga Dewa Dewa Kesejahteraan dan Kebajikan (Fu De Zheng Shen). Beberapa bagiannya menjadi tempat pemujaan agama Buddha, Konghucu dan Tao.
Baca Juga: Pengamatan Transit Venus dari Gang Torong Batavia Abad Ke-18
Penulis | : | Agni Malagina |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR