Nationalgeographic.co.id—Tanpa kehadiran Idawalley Zoradia Lewis, 25 orang di Amerika Serikat mungkin meninggal lebih cepat. Dari 25 orang itu dua di antaranya adalah tentara yang mendapatakan musibah di perairan Rhode Island.
Dua tentara itu sedang berpegangan pada perahu mereka yang terbalik, terombang-ambing di perairan dingin pelabuhan Newport di Rhode Island. Saat itu bulan Maret 1869, dan cuaca buruk telah mengubah ekspedisi menyenangkan mereka menjadi bencana yang berbahaya. Pemilik kapal yang mereka tumpangi sudah tenggelam, dan kedua pria itu kemungkinan besar akan menyusul juga.
Namun bantuan dari Idawalley Zoradia Lewis yang saat itu masih berusia 27 tahun ternyata datang lebih cepat daripada malaikat maut. Dengan keahlian mendayung perahu kayunya, Ida Lewis mendekati kedua tentara itu dan kemudian menyeret mereka ke dalam perahu yang aman.
Itu semua adalah pekerjaan sehari-hari "Ida" yang telah menyelamatkan nyawa hingga 25 orang selama 54 tahun masa jabatannya sebagai penjaga mercusuar di Lime Rock Lighthouse di Newport. Berkat aksi-aksi penyelamatannya yang luar biasa berani itu, sosok Ida Lewis kemudian dikenal dunia internasional, dianugerahi medali Kongres, dan mendapat reputasi sebagai "perempuan paling berani di Amerika".
Banyak orang tahu Ida Lewis. Namun yang tidak banyak orang ketahui, Ida Lewis hanyalah satu dari ratusan perempuan yang menjaga mercusuar di sepanjang pantai Amerika Serikat antara abad ke-18 dan ke-20.
"Para perempuan telah menjadi pusat mercusuar sejak mereka ada," kata Shauna MacDonald, seorang profesor komunikasi dari Cape Breton University di Nova Scotia, Kanada, kepada National Geographic. MacDonald telah mempelajari riwayat para perempuan penjaga mercusuar di Negeri Abang Sam itu.
Baca Juga: Laksamana Malahayati, Pahlawan Perempuan Penumpas Cornelis de Houtman
Perempuan Amerika telah menjaga mercusuar sejak zaman kolonial. Hannah Thomas merupakan perempuan pertama yang menjadi penjaga mercusuar Amerika Serikat pada tahun 1776 setelah mengambil alih tugas suaminya, John, selama suaminya itu berdinas dalam Perang Revolusi.
Meskipun beberapa perempuan penjaga mercusuar seperti Ida Lewis mendapat ketenaran selama masa hidup mereka, kontribusi sebagian besar perempuan penjaga mercusuar tetap tidak diketahui selama berabad-abad sampai para peneliti modern mampu menyingkap cerita mereka.
Pada 1990-an, sejarawan Candace Clifford dan ibunya, penulis Mary Louise Clifford, mengidentifikasi setidaknya ada hampir 200 perempuan penjaga mercusuar dan pegawai perempuan dari U.S. Lighthouse Service, sebuah agen federal yang mengawasi semua mercusuar di Amerika Serikat. Jika dihitung dengan para perempuan lain yang melakukan pekerjaan bersama dengan pasangan laki-laki atau anggota keluarga mereka, atau yang bekerja dalam waktu singkat, jumlahnya bisa lebih banyak lagi.
Menjaga mercusuar bisa menjadi tugas yang sepi, dan banyak pos terdepan seperti ini sengaja ditempatkan di wilayah terpencil, bahkan berbahaya. Lampu harus menyala saat matahari terbenam dan dimatikan saat matahari terbit.
Ketika ada bunyi peluit dari pelaut tanda permintaan pertolongan, penjaga mercusuar harus segera memberitakan bantuan. Mereka juga harus memelihara mercusuar secara konstan. Dan dulu di era sebelum adanya listrik, pekerjaan ini tentunya lebih berat.
Mercusuar pertama di Amerika Serikat mengandalkan api dari batu bara atau kayu. Kemudian datang lilin dan lampu berbahan bakar minyak. Cahaya dipantulkan melalui lensa kuat yang harus dijaga kebersihannya dengan cermat. Malam demi malam, penjaga harus menaiki tangga dan menyalakan lampu.
Baca Juga: Hajjah Rangkayo Rasuna Said, 'Singa Betina' yang Hidup di Tiga Masa
Kebanyakan perempuan menjadi penjaga mercusuar karena lahir atau menikah, atau mengambil alih tugas suami mereka setelah dia jatuh sakit atau meninggal. Bangunan mercusuar terdiri atas rumah dan tempat kerja —dan ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Abbie Burgess adalah contoh satu dari banyak gadis yang tumbuh di sekitar mercusuar. Dia berusia 14 tahun ketika keluarganya pindah ke Matinicus Rock, sebuah daerah tandus berbatu berjarak 25 mil dari lepas pantai Maine, pada tahun 1853. Ayahnya melakukan perjalanan ke pulau yang lebih besar untuk mendapatkan perbekalan untuk selama tiga tahun ke depan sehingga harus meninggalkan keluarga —Burgess, ibunya yang cacat, dan tiga adik perempuannya— di rumah.
Bencana melanda ketika badai musim dingin datang, menunda kepulangan ayahnya dan membuat anggota keluarga Burgess lainnya terisolasi di Matinicus Rock. Abbie Burgess yang berusia tujuh belas tahun, yang telah mempelajari penggunaan tali dari ayahnya dan dengan cermat mempelajari catatan para penjaga sebelumnya, menggantikan peran ayahnya untuk secara rutin menyalakan lampu dari dua menara mercusuar di Matinicus Rock sembari menjaga ibu dan adik-adiknya.
“Selama ini kami tanpa bantuan dari anggota laki-laki dalam keluarga kami,” tulisnya kemudian. “Meskipun kadang-kadang saya sangat lelah dengan kerja keras saya, tidak sekali pun lampu mati.”
Beberapa tahun kemudian, keluarga Burgess meninggalkan Matinicus Rock. Tapi Abbie telah jatuh cinta pada mercusuar itu dan asisten penjaga barunya. Dia kemudian menikah dengan asisten penjaga mercusuar itu dan tinggal dan bekerja di mercusuar sampai kematiannya pada tahun 1892.
Baca Juga: Fenomena Siklon Tropis di Indonesia, Kenapa Dinamakan Bunga dan Buah?
Seperti Burgess, banyak perempuan yang merawat mercusuar hingga usia tua. Harriet Colfax, yang memelihara mercusuar Michigan City, Indiana, di tepi Danau Michigan selama 43 tahun, mengambil posisi itu setelah berkarier sebagai guru. Dia tinggal di mercusuar bersama teman lamanya, Ann Hartwell, dan tidak pensiun sampai tahun 1904, ketika dia berusia 80 tahun.
Ketika Chicago Tribune memprofilkan Colfax pada tahun itu, mereka menulis, "Penjaga mercusuar yang mungil, tersenyum, lembut, dan berani itu sudah sangat tua!" Namun penampilannya menipu, karena ia masih melakoni pekerjaan yang sangat berat.
Dalam wawancara dan dokumen langka yang mereka tinggalkan, para perempuan penjaga mercusuar tampaknya selalu meremehkan pencapaian mereka. Begitu pula dengan pemerintah federal yang mengawasi semua mercusuar di AS.
Sejarawan Virginia Neal Thomas menulis bahwa meskipun sekitar lima persen penjaga mercusuar antara tahun 1820 dan 1859 adalah perempuan dan menerima gaji yang sama dengan pria, para perempuan penjaga mercusuar itu "tidak terlihat" dalam birokrasi. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para perepuan secara rutin dikeluarkan dari pekerjaannya sebagai penjaga mercusuar demi kandidat pria, dan pada tahun 1939 U.S. Lighthouse Service dilebur ke dalam militer.
Baca Juga: Siklon Tropis Seroja, Biang Keladi Banjir Bandang di Flores Timur NTT
Saat ini, hanya ada satu perempuan penjaga mercusuar bernama Sally Snowman, sukarelawan dari U.S. Coast Guard Auxiliary yang mengawasi Boston Light, mercusuar bersejarah di Teluk Massachusetts. Tidak seperti leluhurnya, Snowman tidak harus menyalakan lampu mercusuar secara rutin saat langit gelap.
Itu terjadi berkat otomatisasi, yang membuat sebagian besar penjaga mercusuar menjadi usang di abad ke-20 ini. Suar otomatis kini telah menggantikan mercusuar sama sekali, dan banyak mercusuar dan situs bersejarah lainnya telah diserahkan ke pihak museum-museum dan organisasi-organisasi pelestarian.
Yang menarik, lagi-lagi ada banyak perempuan yang berkiprah di museum-museum atau organisasi-organisasi pelestarian tersbeut. Mereka membantu mendorong pelestarian mercusuar dan melakukan banyak pekerjaan untuk mengenang para perempuan penjaga mercusuar.
“Jelas ada banyak perempuan di dalam dan sekitar mercusuar,” tegas MacDonald.
Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR