Nationalgeographic.co.id—Untuk ketiga kalinya, helikopter Ingenuity milik NASA berhasil terbang di Mars. Ini melakukan penerbangan ketiganya itu pada Minggu, 25 April 2021.
Sebelumnya, helikopter nirawak tersebut telah membuat sejarah penerbangan luar angkasa pada Senin lalu ketika berhasil lepas landas dari permukaan tanah Mars dan terbang setinggi 3,05 meter di atas permukaan Planet Merah itu. Belum pernah pesawat luar angkasa manapun yang mampu melakukan penerbangan bertenaga terkontrol di planet lain.
Lalu pada hari Kamis, Ingenuity berhasil terbang lebih tinggi lagi, yakni hingga 5 meter di atas permukaan Mars. Ia juga berhasil bergerak ke samping untuk pertama kalinya.
Penerbangan ketiga hari Minggu kemarin adalah perjalanan udata paling berani dari Ingenuity hingga saat ini. Helikopter itu lepas landas pada pukul 1:31 pagi ET, atau 12:33 waktu Mars setempat, kata NASA.
Ingenuity naik ke ketinggian yang sama seperti dalam percobaan terakhir sebelumnya. Namun, kali ini helikopter NASA itu berhasil terbang mendatar ke samping dengan jarak lebih jauh dan kecepatan lebih tinggi.
Baca Juga: Helikopter Ingenuity dan Robot Perseverance Berswafoto Bersama di Mars
Dalam penerbangan ketiga ini, Ingenuity sukses mencapai kecepatan udara maksimum 2 meter per detik atau sekitar 8 kilometer per jam. Adapun dalam penerbangan terakhir sebelumnya ia hanya mencapai kecepatan udara 0,5 meter per detik.
Helikopter itu melakukan penerbagan sejauh 50 meter ke utara - hampir setengah panjang lapangan sepak bola. Itu merupakan jarak terjauh yang pernah ditempuhnya.
"Penerbangan hari ini adalah apa yang kami rencanakan, namun itu benar-benar luar biasa," kata David Lavery, eksekutif program proyek tersebut, dalam siaran pers NASA pada Minggu, 25 April 2021, seperti dilansir Business Insider.
"Dengan penerbangan ini, kami menunjukkan kemampuan kritis yang akan memungkinkan penambahan dimensi udara untuk misi Mars di masa depan." Seluruh penerbangan berlangsung kira-kira 80 detik.
"Penerbangan ketiga adalah langkah besar, di mana Ingenuity akan mulai merasakan kebebasan di langit," tulis Håvard Grip, kepala pilot Ingenuity, di situs NASA.
Baca Juga: Pemandangan Indah di Planet Mars: Kawah Beku hingga Gunung Api Raksasa
Tim Ingenuity berencana untuk mendorong helikopter itu mencapai batas kemampuan terbangnya. Bahkan jikapun nantinya ia terjatuh dalam penerbangan, helikopter itu setidaknya telah membuktikan bahwa eksplorasi udara ternyata mungkin untuk dilakukan di planet lain.
Meski demikian, misi Ingenuity ini masih jauh dari selesai. Sekarang NASA ingin mendapatkan data penerbangan sebanyak mungkin untuk menginformasikan upaya pembuatan helikopter luar angkasa di masa depan.
Hingga dua penerbangan lagi selama dua minggu ke depan, tim pengawas Ingenuity berencana untuk mendorong helikopter itu untuk terbang sejauh dan secepat mungkin. Dalam prosesnya, mereka berharap Ingenuity akan hancur.
"Kami benar-benar ingin mendorong penerbangan helikopter itu ke batasnya dan benar-benar belajar dan mendapatkan informasi kembali dari itu," kata MiMi Aung, manajer proyek Ingenuity, dalam jumpa pers baru-baru ini.
Baca Juga: Asal-Usul Oumuamua yang Disangka Kapal Alien Akhirnya Terjelaskan
Usaha kelima dan terakhir diperkirakan bisa membawa Ingenuity terbang secara lateral melintasi 300 meter dari tanah Mars, menurut situs web NASA. Aung, bagaimanapun, mengatakan dia akan "senang" untuk mendorong helikopter itu terbang lebih dari 600 meter.
Pada penerbangan kelima, helikopter itu "kemungkinan tidak akan mendarat dengan selamat, karena kami akan mulai pergi ke daerah yang tidak disurvei," kata Aung dalam pengarahan sebelum penerbangan pada 9 April.
"Jika kami memiliki pendaratan yang buruk, itu akan menjadi akhir dari misi ini," kata Aung. "Umur (helikopter itu) akan ditentukan oleh seberapa baik ia mendarat."
Lama waktu terbang, jarak tempuh, ketinggian, dan kecepatan yang ditunjukkan Ingenuity telah memperlihatkan potensi helikopter luar angkasa di masa depan, yang dapat menjelajahi bagian Mars dan planet lain yang tidak dapat diakses oleh para penjelajah. Gua, ngarai, pegunungan, dan medan berbatu semuanya bisa menjadi domain generasi baru pesawat penjelajah tak berawak seperti helikopter seberat 2 kilogram yang seukuran kotak tisu itu
Source | : | Business Insider |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR