Nationalgeographic.co.id - Perangkat AI atau kecerdasan buatan, bekerja dengan mengandalkan algoritma berbasi data, sehingga dapat menentukan keputusan. Walau banyak membantu kebutuhan manusia, ternyata tekonologi ini memiliki bias yang diskriminatif terhadap ras dan gender.
Bias ini muncul karena pengembangan teknologi yang kurang menaruh konsentrasinya masa kini yang dibentuk masa lalu. Hal itu ditulis oleh Ruha Benjamin, profesor Afro-American Studies at Princeton University dalam bukunya, Race of Tecnology.
Dalam wawancaranya dengan Vox Maret lalu, ia mengacu fenomena itu pada bagaimana sensor AI untuk sabun pencuci tangan bekerja berdasarkan warna kulit penggunanya. Untuk kulit putih, alat itu mengeluarkan sabun, sedangkan kulit hitam tidak.
Baca Juga: Lewat Kecerdasan Buatan, Temuan Sains Terbaru Bisa Memprediksi Gempa
Source | : | Vox,Science Direct,Rilis |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR