Nationalgeographic.co.id—Di masa lalu, memprediksi gempa adalah hal yang mustahil. Bahkan untuk meramalnya hanya bisa dilakukan secara klenik lewat paranormal, atau melihat tingkah laku hewan yang sensitif.
Perkembangan teknologi kemudian membantu kita memprediksi gempa. Pada 2019 misalnya, kelompok peneliti dari Harvard University mengembangkan kecerdasan buatan atau AI untuk mengetahui gempa susulan.
Kemudian pada 2020, para peneliti dari Universitas Pelita Harapan juga berhasil menemukan sains terbaru untuk memprediksi gempa lewat machine learning. Hal itu diungkap di jurnal Telkomnika Telecommunication, Computing, Electronics and Control (Vol. 18 No. 3).
Baca Juga: Kecerdasan Buatan Melampaui Skor Manusia Memainkan Gim Era 80-an
"Kami membuat perkiraan prediksi jangka menengah hingga jangka panjang lewat algoritma machine learning, yang merupakan regresi logistik multinomial, mendukung mesin vektor, dan Naive Bayes, serta membandingkan kinerjanya," tulis para peneliti.
Meski mendapatkan hasil perbandingan metode dan menemukan cara prediksinya, penelitian yang dilakukan I Made Murwanta dan timnya belum berbentuk purwarupa.
Berbeda dengan para peneliti di Indonesia, kelompok penelitian lain yang dipimpin Daniel Wu dari Stanford University berhasil mengembangkan AI menjadi teknologi yang dapat memprediksi gempa. Mereka mempresentasikan teknologi berbasis machine learning itu pertemuan tahunan Seismological Society of America, Jumat (23/05/2021).
Para peneliti memaparkan bahwa sistem ini akan memberi tahu gempa beberapa detik sebelum guncangan terjadi. Mereka menamai alat itu sebagai DeepShake.
Baca Juga: Peneliti Kembangkan Kecerdasan Buatan yang Bisa Prediksi Gempa Susulan
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR